Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan The 8th G20 Parliamentary Speaker Summit (P20) yang akan diselenggarakan pada pekan ini. Polda Metro Jaya beserta jajarannya menyiapkan pasukan sebanyak 602 personil untuk mengamankan jalannya acara tersebut.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan pihaknya telah menyiapkan pengamanan untuk mengantisipasi segala potensi gangguan dan ancaman yang mungkin timbul saat pelaksanaan G20 tersebut. Personel diharapkan mengantisipasi potensi unjuk rasa hingga sabotase.
"Segala potensi gangguan dan ancaman yang akan timbul pada event ini akan menjadi perhatian utama kita sebagai pengamanan dan pengawalan jalannya kegiatan G20 parlementer di sekitar kita. Mulai dari adanya ancaman gangguan unjuk rasa, upaya sabotase, intervensi dan lain yang sekiranya dapat mengganggu jalannya kegiatan," ujar Irjen Fadil Imran saat memimpin apel gelar pasukan Parliamentary Speakers Summit di Polda Metro Jaya, Selasa (4/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadil meminta personel betul-betul melakukan pengamanan penuh mulai kedatangan tamu negara hingga pengaturan rekayasa lalu lintas yang akan dilintasi oleh rombongan delegasi G20.
"Siapkan segala rencana pengamanan mulai dari pengamanan objek, mulai dari Bandara Soekarno-Hatta, hotel penginapan delegasi, gedung DPR MPR RI, dan melakukan rekayasa lalu lintas pengamanan jalur yang akan dilintasi oleh rombongan delegasi," katanya.
"Serta prioritaskan upaya penggalangan kepada masyarakat, upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya gangguan objek yang akan dilaksanakan atau dilalui. Lakukan koordinasi dengan pihak keamanan hotel untuk meningkatkan pengawasan di sekitar hotel dan secara teknik dan taktik setelah apel ini akan dilaksanakan tactical walk game (TWG) yang akan kita laksanakan untuk menyamakan persepsi cara bertindak dan mengklasifikasikan tahapan situasi," paparnya.
![]() |
Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan
Berkaca dari peristiwa tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Fadil Imran meminta hal ini menjadi bahan evaluasi petugas pengamanan dalam mengantisipasi unjuk rasa yang mungkin terjadi saat pelaksanaan G20.
"Berkaca pada peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, memberikan kita turning point untuk melakukan evaluasi terhadap standar sistem-sistem pengamanan kita. Bagaimana kita mempedomani secara betul tahapan-tahapan mulai dari Kerumunan sampai dengan tahap-tahap berkumpulnya massa yang dapat menimbulkan terjadinya kekacauan," katanya.
Personel di lapangan diharapkan memedomani Perkap Nomor 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan Polri. Upaya pengamanan unjuk rasa diharapkan dilakukan secara persuasif.
"Peristiwa ini (tragedi Kanjuruhan) telah menjadikan semua pandangan masyarakat tertuju kepada kita, maka dari itu ke depankan langkah-langkah pencegahan perkuat tahapan persiapan dalam berbagai kesempatan selalu saya sampaikan filosofi 'taylor made'. Bagaimana kita menjahit baju bahwa setiap orang memiliki ukuran yang berbeda. Oleh sebab itu, setiap langkah pengamanan menyesuaikan Dengan ukuran karakteristik dari penggunanya dari situasi," paparnya.
Mantan Kapolda Jawa Timur ini meminta personel di lapangan menghindari penyelewengan dan penyimpangan. Personel diharapkan melakukan pengamanan secara humanis.
"Semua itu dimaksudkan agar pengamanan bisa lagi dengan pengamanan bisa terlaksana secara maksimal. Kepada para anggota yang bertugas di lapangan, saya tidak ada lagi tindakan-tindakan di luar dari apa yang menjadi kesepakatan, menjadi komitmen, menjadi arahan yang akan kita laksanakan dari penyelewengan dan penyimpangan yang dilakukan oleh kota yang bertugas nanti di pengamanan lapangan," tuturnya.
"Pelaksanaan kegiatan pengamanan kali ini harus kita laksanakan dengan humanis, penuh rasa kasih sayang, tunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh dengan cinta kasih penuh dengan etika sopan santun. Oleh sebab itu, wujudnya adalah pendekatan preventif kepolisian," tambahnya.
Simak juga Video: Tangis Presiden Arema soal Tragedi Kanjuruhan: Saya Siap Tanggung Jawab
(mea/mea)