Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad menggelar bedah buku karya dirinya yang berjudul Building A Legacy: Menimbal Ilmu, Mengajar, Mengepakkan Bisnis dan Berbakti pada Bangsa di Gedung Rektorat, Universitas Negeri Gorontalo, Selasa (27/9) kemarin.
Dalam kegiatan bertajuk Bicara Buku Pustaka Bersama Wakil Rakyat tersebut, Fadel menceritakan buku Building A Legacy dibuat ketika anak-anaknya bertanya mengenai apa yang harus dilakukan setelah melewati berbagai tantangan dan rintangan yang dihadapi.
Setelah itu, anak-anaknya sepakat meminta dirinya untuk menulis buku tentang perjalanan hidup agar bisa diingat dan diteladani generasi muda. Apalagi banyak liku-liku perjalanan hidup dimulai dari dirinya semasa kuliah, menjadi pengusaha dan menjabat gubernur Gorontalo selama dua periode.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesuksesan itu adalah sebuah perjalanan, bukan akhir dari tujuan. Kalau kesuksesan itu adalah tujuan, maka setelah berhasil kita akan berhenti. Saya tidak, karena itu saat menjadi gubernur saya kuliah lagi di S3 UGM, sehingga menemukan clean goverment. Ingat, hidup itu tidak pernah landai, berliku dan menanjak. Pasti ada cobaan, dan seolah mengajak untuk berhenti. Padahal, setiap masalah pasti ada jalan keluar. Cobaan itu biasa dalam hidup, tanpa itu hidup akan sepi. Seperti makan tanpa garam," kata Fadel dalam keterangannya, Rabu (28/9/2022).
"Saat kuliah di ITB saya mendapat pengalaman besar, bisa bergaul dengan mahasiswa berbagai latar belakang budaya. Saya menjalani kuliah relatif lama, selama enam tahun, karena ikut berbagai kegiatan di kampus," imbuhnya.
Setelah selesai dari kampus, Fadel Muhammad berhasil membangun usahanya. Padahal modal awal yang ia miliki relatif kecil. Tetapi, tenyata perusahaan yang dibangun memberikan keuntungan besar. Karena itu Fadel banyak bersyukur, terlebih saat dirinya menjadi gubernur karena bisa berbuat banyak untuk rakyat.
Fadel menegaskan keberhasilannya dibidang usaha dan politik, tak lepas dari kemampuannya berfikir kritis, mampu berkolaborasi, punya kompetensi, kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan untuk berinovasi dan kritis dalam memenangkan masa depan. Ia mengatakan kalau dirinya juga menguasai ilmu pengetahuan dan melek teknologi.
Selain itu, Fadel juga membahas mengenai perjalanannya menuju perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan program beasiswa. Selain itu, untuk menyiapkan SDM generasi muda Gorontalo berjalan berkelanjutan, ia juga mengupayakan lahirnya Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sebagai universitas pertama di sana.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era kabinet Indonesia bersatu II sekaligus mantan Gubernur Gorontalo ini juga menyebutkan keberhasilannya meningkatkan produksi jagung dan meningkatkan pendapatan petani dengan jalan menaikkan harga jagung. Sebelumnya harga jagung Rp 400/kg, kemudian menjadi Rp 800/kg. Keberhasilannya ini juga tidak terlepas dari peran ratusan mahasiswa dan sarjana pertanian yang dilibatkan sebagai tenaga pendamping petani.
Sebagai informasi, bedah buku terlaksana berkat kerjasama MPR RI dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Gorontalo. Ada dua orang narasumber yang hadir untuk membahas buku tersebut. Keduanya adalah, Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo dan dosen UNG Lukman Naleo. Turut hadir juga Wakil Rektor UNG Bidang Akademik Harto Malik.
Sebelumnya, koordinator perpustakaan MPR Yusniar, mengundang seluruh peserta Bicara Buku Pustaka Bersama Wakil Rakyat, untuk datang dan melihat langsung koleksi buku di perpustakaan MPR. Karena di perpustakaan MPR terdapat buku-buku yang bagus dan tidak diperjualbelikan. Perpustakaan MPR juga menyimpan risalah sidang, yang sangat bagus untuk mendukung pelitian maupun pembuatan desertasi.
"Kami terbuka menerima kunjungan bapak ibu dan para mahasiswa. Tetapi kalau kesempatan untuk datang langsung belum ada, buku-buku itu bisa diakses melalui buku digital, dengan mendownload terlebih dahulu di AppStore atau playstore," kata Yusniar.
(ega/ega)