Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin mengatakan Polri perlu mengantisipasi tren tantangan global yang akan turut membentuk masa depan bangsa. Ada 5 poin penting yang dia sampaikan untuk Polri.
Maruf menyampaikan pandangannya itu dalam acara Seminar Sekolah Peserta Didik Sespimti Polri Dikreg Ke-31 dan Sespimmen Polri Dikreg Ke-62 T.A. 2022. Acara digelar di Gedung The Tribrata, Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (21/09/2022).
Wapres Ma'ruf mengatakan Polri menjadi salah satu pilar penopang keamanan dan ketertiban masyarakat, sebagai landasan pokok stabilitas ekonomi dan politik negara ini. Di sisi lain, dunia global juga tengah menghadapi tantangan megatren yang turut menentukan dinamika keamanan dan ketertiban sosial di berbagai negara, seperti perubahan iklim, kemajuan teknologi yang dahsyat, dan urbanisasi. Peristiwa-peristiwa global tersebut mesti dicermati dan disikapi secara sigap oleh Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tren global yang akan turut membentuk masa depan bangsa perlu diantisipasi oleh jajaran kepolisian," kata Ma'ruf.
Pada acara seminar yang bertajuk 'Penguatan Integritas Kepemimpinan Polri guna Mendukung Reformasi Budaya Organisasi dalam rangka Membangun Kepercayaan Masyarakat', lebih lanjut Wapres memaparkan poin-poin yang perlu ditindaklanjuti Polri.
Pertama, sebut Maruf, terus lanjutkan transformasi Polri yang adaptif, kreatif, dan inovatif sejalan dengan lingkungan strategis global, nasional, dan daerah yang dinamis.
"Saat ini momentum yang tepat bagi Polri untuk mengembangkan kapasitas SDM untuk mewujudkan Polisi PRESISI," ucapnya.
Kedua, Ma'ruf mengharapkan peran jajaran Polri yang profesional dalam mendukung kegiatan investasi, perdagangan, pariwisata, jalur logistik, dan konektivitas, baik di tingkat nasional maupun daerah. Menurutnya, ini diperlukan terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pemulihan ekonomi nasional.
"Ketiga, memperkuat pola pendekatan kultural, pendekatan literasi hukum, dan pendekatan teritorial, agar terbangun ikatan emosi persaudaraan dengan masyarakat," jelasnya.
Hal tersebut mengingat Indonesia adalah negara besar di mana setiap daerah memiliki karakter sosial budaya yang beragam dan konteks persoalan yang spesifik.
"Selain itu, jajaran Kepolisian perlu memperkuat agenda kebangsaan dalam semangat pluralisme. Nilai kesetiakawanan, keramahan, gotong royong, dan toleransi menjadi fondasi dalam menjalankan fungsi pengayom dan pelindung masyarakat," ucap Ma'ruf.
Keempat, Ma'ruf juga menekankan bahwa reformasi Polri juga perlu berfokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas di aspek digital.
"Kapabilitas ini tidak hanya untuk mengantisipasi dan menangkal serangan atau kejahatan siber, namun juga untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik secara digital, khususnya dengan mengintegrasikan pelayanan publik oleh Kepolisian dalam mal pelayanan publik," urainya.
Kelima yang tidak kalah penting, Ma'ruf mendorong semua lulusan Sespimti dan Sespimmen, sebagai para calon pemimpin Polri masa depan, agar dapat menjadi duta-duta pembaruan di tubuh Polri.
"Utamakan prinsip moralitas, kepatutan, dan profesionalitas dalam menjalankan fungsi pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat," pintanya.
Dengan cara ini, Ma'ruf berpendapat, Polri akan mendapatkan legitimasi dari pihak yang dilayaninya untuk melaksanakan otoritas berdasarkan peraturan perundang-undangan.
"Selain itu, Polri juga akan semakin dekat dengan publik, sehingga masyarakat bukan hanya menjadi pengawas Polri, namun juga menjadi mitra Polri dalam menjaga keamanan," katanya.
Simak juga 'Saat Mahfud Md Kritik Kesombongan hingga Gaya Hedonis Polisi':
Sebelumnya, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono menyampaikan, Polri tetap berkomitmen mewujudkan stabilitas keamanan nasional di tengah dinamika strategis dalam negeri saat ini. Antara lain, kenaikan harga bahan bakar minyak, pengamanan sejumlah agenda internasional, penyiapan ibu kota negara baru, penanganan kemiskinan ekstrem, penguatan investasi, dan termasuk isu penurunan kepercayaan publik terhadap Polri.
Upaya tersebut, lanjut Gatot, dilakukan dengan meningkatkan soliditas internal dan melanjutkan transformasi Polri, serta menguatkan sinergi dengan kementerian/lembaga lainnya.
"Terdapat dua kata kunci untuk menguatkan kepercayaan publik kepada Polri, yaitu integritas kepemimpinan dan reformasi budaya organisasi," ungkap Gatot.
Sebagai informasi, program pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-31 dan Sespimmen Polri Dikreg ke-62 diselenggarakan selama 7 bulan dengan jumlah peserta didik sebanyak 121 orang terdiri atas 76 anggota Polri, 43 prajurit TNI, 1 peserta didik Kejaksaan Agung, serta 1 peserta didik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Adapun peserta didik Sespimmen sebanyak 225 orang terdiri atas 193 anggota Polri, 30 prajurit TNI, dan 2 peserta didik mancanegara (Malaysia dan Filipina).
Hadir pula dalam kesempatan ini, antara lain, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Kapolri Periode Tahun 2001-2005 Jenderal (purn) Da'i Bachtiar.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Velix Wanggai, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi.