Presidium BEM PTNU Desak Pemerintah Cari Solusi soal BBM

Suara Mahasiswa

Presidium BEM PTNU Desak Pemerintah Cari Solusi soal BBM

Audrey Santoso - detikNews
Rabu, 21 Sep 2022 00:23 WIB
Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Jakarta -

Presidium Nasional BEM Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU), Wahyu Al Fajri menilai Indonesia ketergantungan bahan bakar minyak (BBM). Hal tersebut membuat gejolak setiap kali terjadi kenaikan harga BBM.

"Saat ini ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil, khususnya minyak bumi, gas bumi, dan batubara untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri sangat tinggi. Tentu ini berdampak sangat besar terhadap lingkungan, selain daripada adanya keterbatasan energi fosil, penggunaanya juga kurang ramah terhadap lingkungan," kata Wahyu dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (20/9/2022).

Menurut Wahyu, solusi untuk mengatasi ketergantungan negara atas BBM adalah melakukan transisi energi. Wahyu memberi contoh semisal dengan menggunakan energi tenaga surya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa kita tidak mencoba mencari jalan keluar yang tepat terhadap permasalahan ini? Misalkan pemerintah mencoba merumuskan formula dengan menggunakan energi baru dan terbarukan, bisa saja menggunakan tenaga surya," tutur dia.

"Karena Indonesia selalu disinari tenaga surya setiap harinya, dan energi surya merupakan energi terbesar yang tidak tergantikan karena menggunakan sinar matahari langsung," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu Wahyu mendorong pemerintah untuk segera menjadi solusi atas ketergantungan rakyat pada BBM. Tentunya, tambah Wahyu, energi pengganti gas dan minyak bumi harus lebih ramah lingkungan dan ramah di kantong rakyat.

"Berharap pemerintah sesegera mungkin mencari solusi yang tepat untuk mengelola persoalan bahan bakar minyak yang sampai hari ini mengalami banyak penolakan. Jika memang EBT adalah Solusi terbaik, mari kita transisi ke Energi yang ramah lingkungan dan ramah di dompet," ungkap Wahyu.

Wahyu menyebut hal itu juga telah dia sampaikan saat BEM PTNU se-RI menggelar acara Tuang Gagasan dalam rangka menyikapi polemik tarif BBM yang ramai dibincangkan. Tuang Gagasan itu digelar pada Kamis (15/9).

Simak juga 'Survei Indikator Politik: 71,5% Warga Tak Setuju Kenaikan Harga BBM':

[Gambas:Video 20detik]



(aud/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads