Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti soal dua orang sipil yang menyediakan private jet kepada Brigjen Hendra Kurniawan saat berkunjung ke keluarga Brigadir J di Jambi. Guru besar politik dan keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Muradi meminta Polri mengusut hal ini.
"Penggunaan private jet oleh Brigjen HK adalah bagian lain yang harus juga diusut karena ada kemungkinan adanya sokongan untuk pemanfaatan private jet milik dari dua orang sipil yang diduga adalah mafia judi online," kata Prof Muradi kepada wartawan, Senin (19/9/2022).
Prof Muradi mengatakan pengusutan ini bisa dilakukan tanpa mengganggu proses penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J. Menurutnya, penggunaan private jet oleh Brigjen Hendra merupakan bagian lain dari kasus utama ini
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun yang harus digarisbawahi adalah penuntasan kasus pembunuhan Brigadir J adalah pintu masuk utama untuk menguraikan sejumlah kasus turunan lainnya termasuk kemungkinan untuk mendalami sejumlah hal yang berkaitan tidak langsung dengan kasus tersebut, semisal kasus judi online dan juga penggunaan private jet," ujarnya.
Selanjutnya, Prof Muradi juga berharap kasus Brigadir J bisa segera tuntas agar tubuh Polri bisa kembali bersih. Dia juga sedikit menyoal gaya hidup mewah sejumlah personel Polri.
"Pada konteks ini juga saya ingin tegaskan bahwa langkah Kapolri ditunggu publik agar speed penuntasan kasus pembunuhan Brigadir J dilakukan segera, agar momentum bersih-bersih di internal Polri dapat juga segera dilakukan, jangan sampai momentumnya hilang sehingga upaya merapikan dan membersihkan Polri dari residu negatif atas kasus pembunuhan Brigadir J tidak merusak tatanan internal Polri," ujarnya.
"Hal ini juga termasuk juga tentang penggunaan private jet milik mafia judi oleh Brigadir HK saat ke jambi, tentang kerajaan judi 303, gaya hidup mewah sejumlah personil Polri hingga pada masih adanya anasir-anasir yang menginginkan agar proses peradilan kasus pembunuhan Brigadir J tidak berjalan dengan semestinya," tambah Prof Muradi.
Sebelumnya diberitakan, IPW meminta tim khusus Polri mengusut soal private jet yang digunakan Brigjen Hendra Kurniawan saat menemui keluarga Brigadir Yosua di Jambi. IPW juga meminta Polri mengusut pemilik private jet tersebut.
IPW menyebut ada dua orang sipil itu terlibat dalam konsorsium 303 Irjen Ferdy Sambo. Kedua orang sipil tersebut disebut tinggal di daerah Gunawarman, Jakarta Selatan, yang lokasinya tak jauh dari Mabes Polri.
"IPW meminta tim khusus Polri menjelaskan keterlibatan 2 orang sipil dalam kasus Sambo Konsorsium 303. Sekaligus membongkar peranannya, menyusul terungkapnya pemakaian private jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan dalam kaitan temuan uang Rp 155 Triliun oleh PPATK dari judi online," ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam siaran pers kepada wartawan, Senin (19/7).
Brigjen Hendra Kurniawan, eks Karopaminal Divisi Propam Polri diperintah oleh Ferdy Sambo, yang saat itu menjabat Kadiv Propam Polri, untuk pergi ke Jambi. Brigjen Hendra diminta Ferdy Sambo menemui keluarga Brigadir Yosua untuk menjelaskan kematian ajudannya itu.
Brigjen Hendra kemudian berangkat ke Jambi menggunakan private jet--yang menurut pengacara Kamaruddin Simanjuntak--adalah milik mafia judi. Brigjen Hendra diketahui berangkat ke Jambi bersama Kombes Agus Nurpatria, Kombes Susanto, AKP Rifazal Samual Bripd Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu, dan Briptu Mika.
"Oleh karenanya, IPW mencium aroma amis keterlibatan dua orang sipil dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303," kata Sugeng.
Lihat juga Video: Banding Sambo Ditolak, Administrasi Pemecatan Selesai 3 Hari Kerja