Minie Sudjarwo mendobrak standar kecantikan umum perempuan yang selama ini terbangun. Tidak hanya itu, profesinya sebagai seorang bodybuilder menjadi titik balik penolakan atas body shaming yang pernah dirasakannya.
11 tahun bergelut dengan peralatan gym, Minie bertransformasi menjadi perempuan berotot. Rini, adik Minie mengaku bahwa olok-olokan yang diterima Minie menjadi latar belakang mengapa dirinya tidak pernah kendor latihan.
"Dia dulu dipanggil 'gendut' dan mungkin tingkatan percaya dirinya dia tidak seperti sekarang," ungkap Rini saat ditemui tim detikcom untuk program Sosok, Minggu (18/09/22)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lambat laun Minie menemui dunia yang membuatnya mencintai diri sendiri. Ia memutuskan untuk menurunkan berat badan dengan gym. Tanpa ia sangka, wujud komitmennya ternyata menumbuhkan rasa cinta kepada dunia baru yang ia dalami yakni Bodybuilding.
"Aku mulai masuk dalam dunia bodybuilding itu dari 11 tahun yang lalu. Kalau nggak salah tahun 2009. Awalnya kan waktu itu beratku 75 kilo dan sebenarnya alasannya simple, aku susah cari baju," tutur Minie.
Cintanya kepada dunia Bodybuilding menumbuhkan mimpi baru bagi Minie. Belum berhenti sampai tahap ini, Minie berkeinginan untuk terus menjadi Body Builder hingga ia menginjak lanjut usia.
"Tadinya saya hanya ingin menurunkan berat badan tapi semenjak melihat event itu saya mulai tertarik dan ingin menjadi wanita seksi yang ber-muscle, bahkan sampai saya 70 tahun" ujarnya.
Sempat mengalami body shaming di masa lalu, masalah Minie masih berlanjut bahkan setelah ia memperoleh otot tubuh yang menjadi bagian dari mimpinya. Memiliki tubuh yang berada di luar standar wanita bukanlah perkara mudah. Minie berusaha menampik kenyataan terkait banyaknya komentar tentang tubuh impiannya.
"Awalnya sulit kita kan harus menepis, pro dan kontra pasti ada dalam masyarakat. Pasti ada dong, terutama perempuan ya. 'Ngapain sih badan perempuan seperti itu? Berotot, menyeramkan seperti (badan) pria'," ungkapnya
Tidak dapat dipungkiri, gender menjadi poin utama yang sering dilontarkan dalam kritik beberapa orang terhadap tubuh Minie. Dengan tampilan luar yang dianggap sangar dan maskulin, banyak orang yang tak dikenal mempertanyakan apa gender Minie.
"Ada juga sebagian yang orang dewasa bilang 'Mbak, cewek atau cowok?'gitu. Even dia panggil saya mbak tapi mimiknya ragu, ini cewek atau cowok," tuturnya.
Cara Minie gunakan kritik sebagai amunisi, halaman selanjutnya.
Memiliki kondisi psikis yang sudah mumpuni, kritik-kritik yang ditujukan kepada Minie justru dilihat dari sisi positif. Tanpa ragu, Minie mengungkapkan bahwa komentar-komentar masyarakat membuatnya termotivasi untuk tetap bertahan di dunia Body Building.
"Itu malah membuat saya termotivasi, memicu saya untuk benar-benar harus menjadi seorang bodybuilder sejati," ujar Minie.
Dukungan yang terus mengalir dari anggota keluarganya membuat Minie semakin percaya diri terhadap apa yang ia geluti. Minie menjelma menjadi sosok wanita kuat yang pantang menyerah.
"Malah mungkin tuh sebagian orang yang begitu I don't care orang mau bicara apa, inilah saya. Selama keluarga, suami, dan anak mendukung, saya go ahead," ungkapnya.
Minie Sudjarwo memahami pandangan luar yang menganggap otot besar bukanlah hal lazim yang dimiliki wanita. Sudah melewati berbagai proses dan tahapan, Minie turut menyampaikan pesannya untuk sesama wanita.
"Jangan pernah takut untuk berotot dan suka pergi ke gym. Jadikan itu lifestyle, tetap jaga kesehatan, yang penting pasti awet muda. Bonus badan menjadi bagus," ujar Minie.