Badan Pengusahaan (BP) Batam berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur Kota Batam. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor sehingga perekonomian masyarakat Batam pasca COVID-19 kembali bangkit dan pulih.
Hasil dari peningkatan infrastruktur menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Batam mencapai 4,75% dan Indeks Pembangunan Manusia konsisten berada di level 81,12.
"Saya kembangkan ini agar ekonomi Batam semakin maju lagi. Kalau sudah maju, masyarakat akan memiliki kesempatan untuk lebih baik. Mari kita sambut pembangunan ini," ujar Kepala BP Batam Muhammad Rudi dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada empat prioritas pembangunan yang saat ini sedang dikerjakan BP Batam dan Pemerintah Kota Batam. Empat prioritas tersebut kini sedang dikejar untuk segera terealisasi karena diperuntukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Batam.
Rudi mengatakan prioritas pertama adalah pengembangan Pelabuhan Batu Ambar. Pelabuhan bongkar muat terbesar di Batam ini nantinya akan naik kelas menjadi pelabuhan internasional. Pengembangan sudah dilakukan dengan pembangunan Autogate System dan ruang kontrol Bea Cukai Batam.
"Sistemnya dan kapasitasnya akan kita tingkatkan, jadi nanti jam berapa container harus masuk, berapa lama di dalam pelabuhan harus jelas dan pasti," katanya.
Prioritas kedua adalah revitalisasi Bandara Internasional Hang Nadim. Proses pengembangan sudah dilakukan dengan terjalinnya kerja sama dengan PT Angkasa Pura 1 (Persero) Wika dengan Incheon International Airport Corporation, asal Korea Selatan.
"Kita akan renovasi terminal 1 kemudian juga akan kita bangun terminal 2 dengan nilai anggaran sekitar Rp 6,5 triliun," imbuhnya.
Prioritas ketiga adalah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sekupang. Nantinya, KEK akan terintegrasi dengan sejumlah kawasan pariwisata, yaitu Taman Rusa Sekupang dan Taman Kolam Sekupang. Selain itu, pengembangan infrastruktur kesehatan yang bertujuan untuk menyiapkan layanan kesehatan yang baik sehingga nantinya Batam bisa menjadi tujuan berobat, khususnya di dalam negeri.
"Saya berpikir kalau ada potensi ini, kenapa tak kita naikkan kualitas pelayanan. Jadi yang biasa berobat ke luar negeri bisa di Batam saja," ucapnya.
Terakhir adalah prioritas peningkatan jaringan jalan. Prioritas ini bertujuan untuk mengembangkan jalan protokol memiliki hingga lima jalur di setiap jalurnya. Salah satu peningkatan ruas Jalan yang dikembangkan adalah Jalan Yos Sudarso dengan total panjang sekitar 8,5 Kilometer.
Jalan Yos Sudarso ini adalah penghubung antara Pelabuhan Batu Ambar yang menjadi pusat pergerakan logistik untuk mendukung industri di Batam dengan perusahaan besar seperti PT. McDermott Indonesia, PT. Profab Indonesia dan PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing yang berada di garis laut Kecamatan Batu Ampar.
"Pembangunan infrastruktur ini tidak hanya untuk kepentingan investasi semata, tapi juga untuk kemudahan mobilisasi masyarakat Batam yang saat ini sudah mencapai 1,1 juta jiwa," kata Rudi.
Sementara itu, Koordinator Himpunan Kawasan Industri Kepulauan Riau Peters Vincent mengapresiasi BP Batam dan Pemerintah Kota Batam yang telah gencar membangun infrastruktur Batam dalam beberapa tahun terakhir. Sebab menurutnya infrastruktur, utamanya jalan harus menjadi prioritas karena penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan akses masyarakat pada layanan dasar, serta produktivitas dan daya saing.
"Infrastruktur jalan sangat berperan penting dalam peningkatan investasi, pertumbuhan ekonomi dan memperluas jangkauan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi," ujar Peters.
Pembangunan infrastruktur yang terjadi di Batam dinilai berhasil untuk menarik daya wisatawan untuk datang. Hal tersebut dilihat dari meningkatnya jumlah penumpang baik pesawat, dan kapal laut yang memasuki kota Batam. Tidak hanya itu, pembangunan infrastruktur juga berhasil membawa para investor untuk perekonomian Batam.
Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, sepanjang Januari hingga Juni 2022 atau semester I tahun 2022, realisasi investasi di Batam Penanaman Modal Asing (PMA) dan (Penanaman Modal Dalam Negeri) PMDN, mencapai Rp 6,175 triliun dengan 1.529 proyek.
Sementara, angka realisasi investasi semester I PMA di Kepulauan Riau mencapai Rp 6.462 triliun. Dari angka tersebut, Batam menyumbang persentase terbesar dengan 79,16% dari realisasi investasi PMA di Kepulauan Riau.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan dengan capaian tersebut BP Batam berharap perekonomian Batam semakin pulih, peningkatan dan pembangunan infrastruktur yang dilakukan juga dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
"BP Batam berharap dengan membaiknya ekonomi Batam dan terus dilakukannya peningkatan dan pengembangan infrastruktur dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Nasional, khususnya bagi daerah lainnya di Provinsi Kepri," pungkasnya.
Simak juga 'Saat Detik-detik Plafon Masjid Tanjak Batam Ambruk!':