Legislator NasDem Ungkap Kekhawatiran soal Polemik KSAD-Effendi Simbolon

Legislator NasDem Ungkap Kekhawatiran soal Polemik KSAD-Effendi Simbolon

Matius Alfons - detikNews
Kamis, 15 Sep 2022 07:09 WIB
Anggota DPR RI Hillary Brigitta Lasut.
Foto: Hillary Brigitta Lasut (dok: www.nasdem.id)
Jakarta -

Anggota Komisi I DPR Fraksi NasDem Hillary Brigitta Lasut merespons terkait pernyataan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang meminta jajaran prajuritnya memprotes pernyataan anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. Dia meminta kedua belah pihak saling meredam ego sebab polemik tersebut dikhawatirkan berdampak terhadap keutuhan NKRI.

"Kalau TNI dan DPR sibuk dengan ego masing-masing dan mengesampingkan atau menomorduakan hal yang harusnya paling penting yaitu persatuan dan keutuhan NKRI, bisa-bisa Indonesia hancur di tangan DPR dan TNI," kata Hillary saat dihubungi, Rabu (14/9/2022).

"Menurut saya, saat ini masyarakat sedang susah, jangan hanya fokus ke pendapat dan ego masing-masing, harusnya kita fokus menyelesaikan kesulitan masyarakat yang lebih mendasar," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Hillary lantas membahas masyarakat saat ini tengah diterpa berbagai kesulitan seperti harga BBM naik, inflasi, kenaikan bahan pokok, konflik perbatasan, krisis kepercayaan kepada aparat hukum, hingga bahkan hacker yang memporakporandakan data pribadi. Karena itu, dia berharap Dudung dan Effendi bisa saling berhenti mementingkan ego pribadi.

"Semua pihak harusnya bisa fokus untuk menyelesaikan permasalahan krusial dan mendasar, bukan fokus menyebar kebencian, ego dan membuat keributan tidak berdasar. Kemampuan untuk menguasai diri dan menjaga harmoni saat menyampaikan pendapat seharusnya dimiliki oleh pemimpin-pemimpin bangsa kelas kakap seperti Pak Effendi dan Pak KSAD," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Hillary menyampaikan Effendi dan Dudung sama-sama salah dalam merespons polemik yang terjadi. Di satu sisi, Effendi seakan menyampaikan opini tanpa difilter, tapi di sisi lain, Jenderal Dudung merespons hal itu dengan emosional.

"Bagi saya kedua belah pihak dalam hal ini ada salahnya. Baik Pak EF sebagai Komisi I yang karena ketika berbicara dilindungi undang-undang, seakan-akan bisa tanpa filter menyampaikan opini dan penilaian pribadi dan memberi 'label' tertentu pada TNI. Memang memberi kritik dan masukan adalah tugas DPR, tapi itu bisa dilakukan tanpa menyakiti pihak mana pun," jelasnya.

"Di sisi lain, TNI juga telah mengambil sikap yang menurut saya cukup emosional. Hal-hal seperti ini tidak strategis maupun taktis. TNI bertanggung jawab menjaga pertahanan, kesatuan dan kedaulatan NKRI, tetapi malah membiarkan, atau mungkin malah menginisiasi kobaran amarah yang dapat memecah belah NKRI, antara golongan masyarakat yang diwakili oleh pak Effendi dan juga TNI secara kesatuan," lanjut dia.

Atas dasar itu lah, Hillary meminta agar keduanya berhenti mementingkan ego masing-masing. Dia berharap TNI bisa memaafkan Effendi Simbolon yang juga sudah meminta maaf.

"Pak Effendi sudah membuat permohonan maaf sesuai permintaan para Prajurit TNI di seluruh Indonesia, dan saya harap inisiatif ini dapat direspons dengan tepat oleh KSAD agar gerakan-gerakan perpecahan yang hanya akan menambah beban dan collateral damage buat masyarakat dapat dicegah dan diantisipasi. Saya juga berharap, TNI dengan semangat sumpah prajurit, sapta marga dan jiwa korsa, dapat berbesar hati menerima permohonan maaf tersebut," tutur dia.

Simak Video 'Panjang Perkara Jenderal Dudung-Effendi Simbolon soal 'Gerombolan TNI'':

[Gambas:Video 20detik]



(maa/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads