Harga BBM naik membuat biaya untuk membayar listrik di Pulau Tunda juga ikut-ikutan naik. Pasalnya, warga pulau terluar Kabupaten Serang, Banten, itu selama ini bergantung pada mesin diesel solar untuk menerangi 1.560 penduduk.
Sebanyak 1.500-an penduduk di sana masuk Desa Warga Sara, Kecamatan Tirtayasa. Sedangkan total kepala keluarganya 463. Saat harga solar dinaikkan oleh pemerintah pusat menjadi Rp 6.800, otomatis biaya penerangan listrik mereka pun naik.
"Masyarakat kena imbas, artinya kan pakai BBM, pakai solar, ya naik bayarannya," kata Kades Warga Sara Hasyim kepada detikcom, Serang, Rabu (14/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Listrik di Pulau Tunda sendiri dibangun menggunakan mesin diesel. Selama ini mereka bergantung pada mesin tersebut karena kabel PLN yang belum tersambung ke pulau.
Untuk menerangi rumah-rumah, warga dibatasi mendapatkan listrik hanya 12 jam dari sore hingga pukul 6 pagi. Bayaran per rumah bervariasi, ada yang per hari Rp 4.000 dan ada yang Rp 6.000. Tarif listrik kemudian dinaikkan sebesar Rp 1.500 karena solar yang harganya juga naik.
"Naiknya Rp 1.500-an, ibaratnya kan kendala juga buat masyarakat. Kasihan warga di sana, wong butuh, terpaksa," ujarnya.
Listrik di pulau, katanya, memang dikelola oleh BUMDes. Saat harga solar naik, warga bermusyawarah dan disepakati tarif listrik per hari pun ikut naik. Soal permintaan agar ada listrik permanen di pulau, warga menyebut sudah Lelah.
Beberapa kali meminta tapi tak kunjung disediakan. Termasuk sudah melaporkan hal ini kepada Ombudsman.
"Udah gembar-gembor, susah, udah didatangi Ombudsman tetap aja, dibantu mesin doang sama Distamben (Dinas Pertambangan Energi dan Mineral) provinsi, ya tahun kemarin tahun 2021, mesinnya kepake tapi kan solarnya boros," ungkapnya.
Warga lain bernama Rosyid mengungkapkan bahwa kenaikan harga BBM tidak hanya berimbas naiknya tarif listrik di pulau. Tarif transportasi dan angkutan laut dari Serang ke Pulau Tunda pun ikut naik.
"Perahu kan tadinya Rp 20 jadi Rp 25 ribu," ujarnya.
Angkutan perahu laut itu bukan hanya membawa orang dengan tarif Rp 25 ribu dari Pelabuhan Karangantu di Serang ke Pulau Tunda. Untuk angkutan barang, misalnya, warga yang mau mengangkut motor dikenai tarif Rp 30 ribu dari sebelumnya Rp 25 ribu, semen satu sak dari Rp 5.000 menjadi Rp 7.000 sekali angkut.
"Kerasa banget termasuk nelayan, karena harga ikan kan nggak naik," tegas Rosyid.
![]() |
Lihat juga video 'Perhatian! Golongan Listrik Orang Miskin 450 VA Bakal Dihapus':