Ia bahkan menyebut potongan yang dilakukan pihak pemilik aplikasi lebih dari 20 persen. Karena itu, Fetty pun berharap agar potongan aplikator kepada mitra ojol dikurangi.
"Padahal secara aturan harusnya itu kan potongannya 20 persen. Kalau cuma nerima Rp 8.000 itu kan jauh dari 20 persen. Kita harapkan potongan dari pihak aplikator jangan besar. Bikin kita sebagai mitra semakin kecekek," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fetty pun mengeluhkan sepinya penumpang belakangan ini. Apalagi, kata dia, usai harga BBM naik.
"Orderan saat ini aja lagi susah dan belum normal. Apalagi setelah BBM naik, makin susah juga. Sehari kita dapat 10 penumpang itu udah bagus. Tapi itu susah dan jarang. Mau Grab mau Gojek, sama semua (sepi order)," tambah Fetty.
Sementara itu, Lina Aprilianti, warga Kebon Pedes, Kota Bogor, menyebut kenaikan tarif ojol merupakan hal biasa. Namun, menurutnya, kenaikan harga ojol saat ini terlalu tinggi dan memberatkannya.
"Iya ternyata naik ya sekarang ongkos ojol, biasanya saya dari Ciomas ke Air Mancur itu cuma 20.000 atau 21.000, sekarang (naik) jadi 26.500. Lumayan juga naiknya sekitar 5 ribuan ya. Terus yang biasanya 10 dari Kebon Pedes ke Warung Jambu cuma 10.000 sekarang sudah 15.000," kata Lina.
Dia berharap tarif ojol tidak dinaikkan. "Ya sebetulnya kalau harus milih ya jangan dinaikin tarifnya. (Tarif) naik boleh, mungkin karena biaya operasional ojolnya nambah ya, kan karena bensin juga naik ya, itu otomatis dah, sudah pasti (kenaikan tarif). Tapi kalau bisa jangan gede gini naiknya," tambahnya.
(mae/mae)