Pengakuan Jujur Bharada E soal Penembak Yosua: Saya Pertama, Sambo Terakhir

Pengakuan Jujur Bharada E soal Penembak Yosua: Saya Pertama, Sambo Terakhir

Wildan Noviansah - detikNews
Sabtu, 10 Sep 2022 11:33 WIB
Rekonstruksi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, Kuat Maruf dan Putri Candrawathi dilakukan di Duren Tiga, Jaksel. Di situ, Bharada E mengaku trauma dan tangannya bergetar saat melakukan rekonstruksi.
Rekonstruksi penembakan Brigadir Yosua (Foto: Polri TV)
Jakarta -

Polisi telah melakukan pemeriksaan dengan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) kepada Bharada Richard Eliezer alias Bharada E dalam kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy, mengungkap apa yang disampaikan kliennya hingga dinyatakan jujur lewat hasil uji kebohongan.

Ronny awalnya menjelaskan Bharada E mulai dites dengan lie detector sejak menyatakan diri ingin terbuka. Dia mengatakan Bharada E saat itu diuji dengan lie detector terkait apa yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Klien saya ini sudah dites lie detector sebulan lalu setelah dia mau terbuka jujur apa yang terjadi. Lie detector yang ditanyakan ke klien saya terkait dengan peristiwa di Duren Tiga," kata Ronny saat dihubungi, Sabtu (10/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ronny mengatakan salah satu poin penting yang ditanyakan ialah siapa yang menembak Brigadir Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) sore. Bharada E, katanya, mengakui dirinya yang pertama menembak Yosua dan Ferdy Sambo merupakan orang terakhir yang menembak Yosua.

"Salah satu poin krusial adalah siapa saja yang menembak J (Brigadir J). Klien saya menjawab 'Saya pertama dan FS yang menembak terakhir'," ujar Ronny menjelaskan pengakuan Bharada E.

ADVERTISEMENT
Pengacara Bharada Richard Eliezer (RE atau E), Ronny TalapessyPengacara Bharada Richard Eliezer (RE atau E), Ronny Talapessy. (Azhar/detikcom)

Hasil Uji Lie Detector Bharada E

Sebelumnya, Bareskrim Polri telah melakukan pemeriksaan kepada Bharada Eliezer, Bripka Ricky dan Kuat Ma'ruf menggunakan alat pendeteksi kebohongan terkait kasus dugaan pembunuhan Brigadir Yosua (Brigadir J).

"Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya 'no deception indicated' alias jujur," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian saat dimintai konfirmasi, Selasa (6/9).

Andi menegaskan pemeriksaan dengan metode ini bertujuan untuk memperkaya bukti petunjuk. Dia tak menjelaskan detail materi pemeriksaan ketiga tersangka dugaan pembunuhan Yosua itu.

"Uji poligraf sekali lagi saya jelaskan bertujuan untuk memperkaya alat bukti petunjuk," katanya.

Eliezer kini telah menjadi salah satu tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua. Dia dijerat sebagai tersangka bersama Ferdy Sambo, Bripka Ricky, Putri Candrawathi, dan Kuat Ma'ruf.

Peran Bharada E adalah menembak Brigadir J setelah diperintah Irjen Ferdy Sambo. Sementara itu, Irjen Ferdy Sambo diduga merekayasa kronologi kasus pembunuhan seolah-olah terjadi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J di rumah dinasnya.

Ferdy Sambo juga diduga menembak Yosua. Hal itu diketahui dari pengakuan Bharada Eliezer saat diperiksa Komnas HAM.

Selain itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga pernah menyebut Bharada Eliezer berbalik arah dari awalnya mengikuti skenario Sambo menjadi memberi keterangan sesuai yang dialami. Sigit menyebut keterangan Bharada E itu membuat kasus semakin terang.

Bripka RR dan KM diduga berperan ikut membantu dan menyaksikan penembakan Bharada E terhadap korban. Sedangkan peran Putri adalah mengikuti skenario awal yang telah dirancang Sambo.

Simak video 'Polisi-polisi yang Baru Dihukum dan Sudah Bebas Terkait Sambo':

[Gambas:Video 20detik]



(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads