Kian Panas Effendi Simbolon Vs Jenderal Dudung

Kian Panas Effendi Simbolon Vs Jenderal Dudung

Matius Alfons, Matius Alfons - detikNews
Jumat, 09 Sep 2022 13:55 WIB
Effendi Simbolon (tengah) diapit Jenderal Andika Perkasa (kanan) dan Jenderal Dudung Abdurachman (kiri).
Effendi Simbolon (tengah) diapit Jenderal Andika Perkasa (kanan) dan Jenderal Dudung Abdurachman. (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon bersitegang dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman. Pasalnya, Dudung menyinggung DPR yang kadang bertanya tidak jelas saat rapat.

Pernyataan ini disampaikan merespons mencuatnya isu disharmoni antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung. Dudung menuding DPR kadang bertanya tidak jelas.

"Makanya, saya kadang-kadang, kalau kita rapat RDP itu, biasanya topik sudah ditentukan yang akan dibahas, masalah anggaran. Terkadang tidak fokus pada pertanyaan atau bahasan itu. Menanyanya yang nggak jelas aja," kata Dudung di Mabes AD, Jakarta Pusat, Rabu (7/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak terima atas pernyataan Dudung, Effendi Simbolon lalu membalas Dudung. Dia mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan tidak pernah berani berbicara demikian.

"Era ke sini harus semakin matang dong TNI. Harus patuh dan mengerti lembaga DPR itu apa. Nggak boleh begitu. Presiden saja nggak berani ngomong gitu," ujar Effendi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9).

ADVERTISEMENT

Dia lantas meminta Jokowi turun tangan soal isu disharmoni hubungan antara Jenderal Andika Perkasa dan Jenderal Dudung. Dia mewanti-wanti agar jangan sampai isu tersebut menjadi liar di publik.

"Harus (Presiden turun tangan). Jangan sampai orang berpikiran bahwa ini dalam tanda petik ya, karena ini berlangsung sudah cukup lama," kata Effendi.

Simak pernyataan Effendi Simbolon selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan Video 'KSAD Sebut DPR Kadang Bertanya Hal Tak Jelas, Anggota Dewan Membalas':

[Gambas:Video 20detik]



Lebih lanjut politikus PDIP ini mengatakan sorotannya terhadap isu disharmoni antara Jenderal Andika dan Jenderal Dudung berdasarkan substansi. Dia menepis anggapan bahwa ada persoalan subjektif antara dirinya dengan keduanya.

"Saya objektif pada substansinya. Ini kan bukan persoalan antara saya dengan Pak Dudung atau Pak Andika. Nggak ada masalah di situ. Kita kan punya informasi yang punya nilai kebenaran, catatan visi, kebijakan, kepatuhan, bahkan pembangkangan, ada yang berupa SK tidak dijalankan yang menjadi fokus kita. Makanya ada istilah disharmoni. Kita tak masuk pada urusan personal. Gol kita kan save TNI," katanya.

Dia juga mengingatkan hubungan disharmoni antarpimpinan di tubuh TNI itu tak boleh terjadi. Dia berharap Andika, Dudung, dan Menhan Prabowo Subianto bisa menjelaskan isu ini secara gamblang.

"Sekarang tak boleh terjadi disharmoni. Toleransinya harus zero dong. Ini kan polarisasi berdampak. Kalau di atasnya disharmoni, di bawahnya ini kan semua orang tahu, terasa semua. Saya ingin meminta penjelasan yang kami terima informasi kurun November-Desember, di sini kok begini. Saya tak mau menjawab itu sebelum mereka menjelaskan," katanya.

"Akan lebih baik dijawab Pak Panglima, Pak Dudung, nanti di tengahnya ada Pak Menhan. Karena Menhan harus dimintai juga penjelasannya. Karena terakhir-terakhir pembinaan sektor pertahanan keamanan negara itu kan ada di tangan Presiden dan Menhan," lanjut dia.

Halaman 2 dari 2
(maa/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads