Hasil pemeriksaan dengan menggunakan alat pendeteksi kebohongan atau lie detector terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, masih menjadi tanda tanya. Sebab, hingga kini hasil pemeriksaan lie detector terhadap Putri tidak diungkap ke publik.
Putri menjalani uji kebohongan pada Selasa (6/9) lalu. Dia diperiksa dengan menggunakan lie detector di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Tersangka pembunuhan Brigadir J itu tidak sendiri, asisten rumah tangganya (ART) yang bernama Susi juga ikut menjalani tes kebohongan.
Sebelum Putri, tiga tersangka lainnya juga telah menjalani uji kebohongan dengan lie detector. Mereka adalah Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf. Sementara, Ferdy Sambo baru diperiksa pada Kamis (8/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil Lie Detector Bharada Eliezer, Bripka Ricky, dan Kuat Ma'ruf
Polri pun kemudian menyampaikan hasil pemeriksaan dengan lie detector tersebut. Hasilnya, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf dinyatakan jujur dalam menjalani pemeriksaan.
"Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM, hasilnya 'no deception indicated' alias jujur," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian saat dimintai konfirmasi, Selasa (6/9).
Hasil Lie Detector Putri Tak Diungkap
Namun, hasil pemeriksaan terhadap Putri dan Susi tidak disampaikan. Sehari kemudian, Polri mengungkap bahwa hasil pemeriksaan dengan lie detector terhadap Putri dan Susi serupa. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai pernyataan tersebut.
"Untuk hasil lie detector atau poligraf yang sudah dilakukan kemarin terhadap saudari PC dan juga saudari S, sama. Hasil polygraph setelah saya berkomunikasi dengan Puslabfor dan juga operator polygraph bahwa hasil polygraph atau lie detector itu adalah pro justitia," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Rabu (7/9/2022).
Dedi hanya menekankan, pemeriksaan dengan metode ini demi menjunjung pro justitia atau demi keadilan. Dia juga menjelaskan metode pemeriksaan dengan lie detector ini dilakukan untuk memperkaya alat bukti. Lie detector yang digunakan pun dipastikan Dedi telah memiliki The International Organization for Standardization atau ISO dengan akurasi mencapai 93 persen.
"Itu juga konstruknya penyidik. Kenapa saya bisa sampaikan pro justitia? Setelah saya tanyakan tahunya ada persyaratan, sama dengan Ikatan Dokter Forensik Indonesia. Untuk poligraf itu juga ada ikatan secara universal di dunia, pusatnya di Amerika," tambahnya.
Lagi-lagi tidak ada penjelasan mengenai hasil pemeriksaan terhadap Putri. Dedi enggan membeberkan hasil lie detector Putri secara detail karena merupakan materi penyidik.
Karena itu, tidak dipublikasikannya hasil pemeriksaan lie detector terhadap Putri ini pun menimbulkan tanda tanya. Terlebih, hasil pemeriksaan dengan menggunakan lie detector terhadap tiga tersangka lainnya disampaikan ke publik.
Apa alasan Polri tak ungkap hasil lie detector Putri? Simak di halaman selanjutnya.