Soimah mengungkapkan awal mula dia curiga anaknya AM (17) dianiaya di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur. Soimah mengatakan kecurigannya berawal ketika melihat wajah anaknya lebam.
"Ibu Soimah merasa anaknya tidak menderita sakit apa pun. Jadi dari situlah kita berusaha mengawal kasus ini," kata kuasa hukum Soimah, Titis Rachmawati, dilansir detikSumut, Selasa (6/9/2022).
Titis mengatakan Soimah kecewa dan tidak terima jika kematian anaknya disebut disebabkan mengidap satu penyakit. Di mana dalam surat kematian yang dikeluarkan rumah sakit, pada 22 Agustus 2022, yang diterima Soimah, disebutkan bahwa AM meninggal karena sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dari proses meninggalnya menurut Bu Soimah, itu pukul 06.45 terus diberi tahu pada pukul 10.00, dengan penyebab kematian tersebut kata dokter yang mengeluarkan surat dokter Mukhkis Hamidi itu dari rumah sakit Yaspen Darussalam Gontor, AM meninggalnya karena sakit," katanya.
Padahal, kata Titis, saat jenazah AM diantar oleh tujuh orang perwakilan Ponpes Gontor itu ternyata Soimah mendapati kondisi tubuh anaknya yang tak wajar. Saat menerima jenazah AM, Soimah mendapati sejumlah memar di tubuh anaknya, diduga akibat benda tumpul serta di bagian hidung dan mulut masih mengeluarkan darah.
"Soimah mempertanyakan dengan apa yang disampaikan ketujuh pengantar jenazah perwakilan dari pondok pesantren tersebut bahwa anaknya dikatakan meninggal karena sakit. Faktanya di tubuhnya ditemukan sejumlah memar, lebam, diduga bekas penganiayaan benda tumpul, ada juga darah yang terus mengucur dari bagian mulut dan hidung," jelasnya.
Simak selengkapnya di sini.
Simak juga Video: Pasutri di Blitar Menganiaya Balita hingga Luka Sekujur Tubuh