"Bertani itu sekarang semakin keren, caranya sudah mudah, asal ada kemauan," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Senin (5/9/2022).
Upaya tersebut terdiri dari beberapa program, di antaranya pembibitan secara mandiri, memberikan bibit tanaman produktif dan benih ikan kepada KWT, hingga memberikan pelatihan digital marketing sebagai upaya promosi dan pemasaran.
"Dengan urban farming, lingkungan kita jadi sehat, tanaman subur, hidup kita pun jadi sehat karena bisa mengkonsumsi tumbuhan sayuran yang sehat hasil budidaya sendiri bahkan bisa menghasilkan nilai ekonomis bagi keluarga," tambahnya.
Adapun upaya tersebut telah dijalankan oleh Kelompok Wanita Tani Gemar Menanam Sayuran Inovasi Menanam Padi dan Budidaya Ikan (KWT Gemas Implan). Sejak tahun 2019, mereka memanfaatkan lahan tak terurus untuk bercocok tanam menggunakan media tanah maupun sistem hidroponik hingga melakukan budidaya ikan lele. Kelompok tersebut terdiri dari warga Griya Dumpit Asri, RW 06, Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang.
"Jadi, tadinya ini adalah lahan kosong. Akhirnya, oleh warga sekitar sini dimanfaatkan untuk jadi ladang menanam sayur dan buah-buahan. Diurus juga oleh ibu-ibu rumah tangga di sini alhamdulillah jadi ada kegiatan dan penghasilan tambahan," ungkap Ketua KWT Gemas Implan Tuminah.
![]() |
Kegiatan bercocok tanam ini berawal dari komitmen mereka untuk menyediakan sayur mayur yang murah bagi warga sekitar saat pandemi COVID-19. Diketahui kini KWT Gemas Implan telah menghasilkan omzet dari upaya tersebut.
"Hasil panen di sini dijual untuk warga sekitar, juga untuk pedagang sayur. Selain itu, kami olah juga hasil panen sendiri jadi produk yang dijual oleh UMKM di sini. Ada kripik pisang, kripik pare, sirup markisa dan yang cukup ramai itu sari kembang teleng," ujar Tuminah.
"Saat ini omzet dari sari kembang teleng saja dalam sebulan bisa mencapai Rp 1 juta dan hasilnya kami kembalikan untuk aktivitas dan pengembangan KWT Gemas Implan," tambahnya.
KWT Gemas Implan juga turut ikut serta melakukan panen raya dan penjualan perdana produk hidroponik 1.000 lubang hidroponik bersama 27 KWT lainnya di Kota Tangerang. Keberhasilan kelompok tersebut membuat mereka banyak menerima kunjungan dari berbagai sekolah.
Tidak hanya kunjungan belajar, diketahui KWT Gemas Implan juga menerima studi banding dari instansi pemerintah kabupaten atau kota lainnya, seperti dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dan PT Indonesia Power PLTGU Cilegon OMU.
![]() |
"Pertama yang ingin sekali kami contoh di KWT Gemas Implan, ialah kekompakkannya, komitmennya dan semangat yang sudah tiga tahun ini tidak berubah. Dibanding anggaran atau lahan, rasanya jauh lebih sulit terkait semangat dan komitmen bersama," jelas Ahli Muda CSR Indonesia Power Ali.
Untuk diketahui, informasi ini merupakan contoh kesuksesan salah satu KWT dari 114 KWT yang tersebar di 13 kecamatan Kota Tangerang. Adapun beberapa KWT lain juga telah berhasil membuat produk, seperti es krim pakcoy yang dihasilkan oleh KWT Harmonis Gandasari, olahan lidah buaya (puding, minuman, dan manisan) dari KWT Hijau Konsumsi, serta olahan jahe (permen dan jahe seduh) dari KWT Kenanga.
(akn/ega)