DEM Indonesia Minta Subsidi BBM Dialihkan untuk Energi Baru Terbarukan

DEM Indonesia Minta Subsidi BBM Dialihkan untuk Energi Baru Terbarukan

Sukma Nur Fitriani - detikNews
Jumat, 02 Sep 2022 18:40 WIB
Pemerintah terkesan menggebu-gebu menerapkan EBT
Foto: detik
Jakarta -

Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia mendesak subsidi BBM bisa dialihkan untuk Energi Baru Terbarukan (EBT). Sekretaris Jenderal DEM Robi Juandry mengatakan dana besar impor untuk energi fosil idealnya bisa digunakan untuk pembangunan berbagai sektor yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, dana tersebut juga bisa digunakan untuk kegiatan produktif lainnya seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pengembangan EBT.

"Untuk itu DEM Indonesia mendesak agar implementasi menuju transisi Energi dari energi fosil ke EBT harus menjadi opsi bersama. Dana besar impor untuk energi fosil, idealnya dapat digunakan antara lain untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT)," ujar Robi dalam keterangan tertulis, Jumat (2/9/2022).

Menurut Robi, pandangan pengalihan energi menuju energi bersih dan energi terbarukan dapat mengurangi energi berbasis impor kepada energi berbasis domestik. Dengan begitu, Indonesia dapat mengoptimalkan EBT menjadi energi listrik yang zero emission (rendah emisi karbondioksida).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari sini kita bisa menghemat anggaran impor BBM sekaligus mendapatkan lingkungan dan udara yang bersih," imbuhnya.

Padahal di sisi lain, kata Robi, DEM Indonesia melihat besarnya potensi energi primer Indonesia yang berbasis energi Baru terbarukan (EBT). Energi Baru Terbarukan tersebut di antaranya ada panas bumi atau geothermal. Diketahui, Indonesia memiliki cadangan geothermal mencapai 23,9 Gigawatt (GW). Angka tersebut setara dengan 40% cadangan geothermal dunia.

ADVERTISEMENT

"Kalau orang bilang Arab adalah surganya minyak bumi, maka Indonesia adalah surganya geothermal. Paling besar dibandingkan negara-negara lain," kata Robi.

Namun, Robi menyayangkan karena sejauh ini kekayaan potensi geothermal Indonesia baru termanfaatkan tidak lebih dari 20%. Ia juga menyayangkan EBT lainnya seperti energi air, energi matahari, energi angin, dan potensi EBT lainnya yang tersebar seantero nusantara belum dimanfaatkan secara optimal. Sampai saat ini, upaya pemerintah dalam meningkatkan bauran energi juga tidak pernah mencapai target.

Dalam kajian DEM Indonesia, Robi menjelaskan situasi yang timpang ini disebabkan oleh tidak adanya political will yang jelas untuk beralih ke EBT. Hal tersebut ditambah dengan perilaku masyarakat yang masih bertahan dengan energi fosil BBM.

"Kita terlalu asyik mengonsumsi BBM hingga harus mengeluarkan anggaran raksasa untuk impor dan mensubsidi BBM yang diketahui sangat tinggi emisi karbondioksida. Di sisi lain EBT yang merupakan energi bersih seolah ditelantarkan," tegasnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, DEM Indonesia akan mengawal upaya pemerintah dalam mengurangi anggaran subsidi BBM. Terutama, jika benar-benar dialihkan pada upaya membangun infrastruktur dan mensubsidi EBT.

"Sedangkan meminimalisir dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM subsidi, pemerintah dapat menggelontorkan Bantuan Sosial kepada rakyat miskin," lanjutnya.

Selain itu, DEM Indonesia juga mendesak kepada pemerintah dan DPR untuk segera merampungkan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan, sehingga pembangunan industri energi baru dan energi terbarukan di Indonesia dapat maju dengan pesat, menyongsong masa depan baru Indonesia Emas.

Lihat juga video 'Gudang Penimbun BBM Subsidi di Lampung Digerebek, Solar 10 Ton Disita':

[Gambas:Video 20detik]



(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads