Kecelakaan maut terjadi tepat di depan SDN Kota Baru II dan III di Jalan Sultan Agung, Kranji, Bekasi. Saksi pun menceritakan kengerian saat korban, termasuk siswa, terjepit truk trailer.
Salah seorang saksi mata bernama Amelia mengatakan dirinya berada di sekolah saat kecelakaan terjadi. Saat itu dia mendengar suara keras berasal dari depan sekolah.
"Aku tuh posisi mau pulang karena habis rapat dengan kepsek (kepala sekolah), kebetulan saya dari komite. Pas saya lagi nyalain motor, ada dua temen saya negor habis ngapain? Aku turun dari motor, abis itu ada suara gubrak kenceng banget kan," kata Amelia saat ditemui di TKP, Kamis (1/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amel kemudian berlari ke depan sekolah untuk melihat apa yang terjadi. Dia kaget ketika melihat korban, termasuk pedagang dan siswa SD, sudah terjepit truk trailer. Bahkan dia juga melihat seorang anak yang tersiram air panas tumpahan dari gerobak bakso yang tertabrak.
"Dari parkiran, saya lari. Yang pertama saya lihat itu tukang dagang mepet di tembok situ kan dia gapai-gapai situ, saya tarik, saya taro di sini (gerbang). Terus ada anak kelas V sambil ngeraba nyari kacamatanya saya bilang nggak usah nyari kacamata. Dia kesiram air panas dari tukang bakso. Jadi tukang bakso ketabrak, airnya muncrat karena dia lagi jajan kan, terus udah itu saya gendong, dari sini saya lari ke kantor," ujarnya.
Korban Teriak Minta Tolong
Amel mengatakan siswa yang terjepit sempat berteriak meminta tolong kepada penjaga sekolah. Dengan sekuat tenaga, penjaga sekolah dan warga berusaha mengangkat korban yang terjepit, namun tidak bisa.
"Setelah itu kan ada yang kegencet gitu kan, terus mereka juga sambil teriak. Di sini ada penjaga sekolah namanya Pak Deni, 'Pak Deni, tolong, tolong' gitu. Itu warga langsung geser (puing puing) buat nolong yang kejepit. Tapi nggak bisa karena gede kan," jelasnya.
Akhirnya proses evakuasi dibantu kendaraan lain dilakukan dengan menarik puing-puing yang ada. Saat puing-puing ditarik, jenazah korban yang sebelumnya terjepit tampak bergelimpangan.
"Akhirnya saya ngelihat ada bantuan, jadi mobil ditarik mundur, yang nempel di situ mayat banyak. Jadi anak-anak pas di belakang itu orang dewasa. Pas mobilnya mundur udah gubruk-gubruk jatuh (mayat)," kata dia.
Selain itu, beberapa siswa yang selamat tampak histeris berteriak menyaksikan teman-temannya menjadi korban kecelakaan maut tersebut.
"Anak anak di atas pada teriak juga, 'Abdul, Abdul', kan ada yang namanya Abdul, udah pada nangis mereka. Saya jagain anak anak yang di atas. Dia nangisin temennya 'Abdul di luar, Bu' katanya. Terus yang kesiram itu juga nangisin temennya, 'temen saya, Bu', sudah temen kamu ditolong guru yang lain, jadi mereka mikirin temennya," jelasnya.
Simak video 'Imbas Kecelakaan Maut di Bekasi, RK Minta Jam Operasional Truk Dibatasi':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Siswa Trauma
Amelia juga mendapat info bahwa anak-anak yang menyaksikan kecelakaan tersebut sampai trauma dan menangis semalaman. Kepala sekolah, kata Amelia, akhirnya memutuskan untuk sementara pembelajaran dilakukan secara daring.
"Anak-anak info dari Kepsek daring dulu karena infonya anak-anak masih trauma. Mereka masih nangisin temen-temen. Banyak cerita mereka (anak-anak) tidur sambil nangisin almarhum," katanya.
Tak lama setelah itu, kepolisian dan petugas gabungan lainnya datang ke lokasi dan melakukan evakuasi.
Seperti diketahui, kecelakaan truk trailer menewaskan 10 orang dan 23 lainnya luka-luka, pada Rabu (31/8). Kecelakaan terjadi setelah truk trailer menabrak halte depan SD II & III Kotabaru, lalu menabrak tiang BTS dan menimpa sejumlah kendaraan di lokasi.