Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tak sepakat dengan Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang menyebut solusi mencegah penyebaran HIV/AIDS dengan menyarankan warga menikah dan melakukan poligami. Yaqut menilai hal itu tak sesuai dengan perspektif Islam.
"Saya kira begini, itu kan pendapat pribadi ya. Jadi kalau perspektif Islam, perspektif Islam yang mana. Mana ada perspektif Islam itu yang merujukkan pada penanggulangan HIV/AIDS itu melalui poligami. Nggak ada," kata Yaqut kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Yaqut menegaskan tak sepakat dengan solusi poligami ala Uu. Menurut Yaqut, solusi terkait permasalahan penyebaran HIV/AIDS harus berbasis ilmiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya nggaklah (tidak sepakat). Saya kira begini ya, harus didasarkan pada riset," katanya.
Yaqut mempertanyakan kebenaran soal solusi pencegahan penyebaran penyakit seksual itu dengan poligami. Menurutnya, apa yang disampaikan Uu merupakan pernyataan aneh.
"Kalau memang kita ngomong soal penyebaran penyakit, bener nggak HIV itu bisa ditanggulangi dengan poligami. Kan ini menurut saya aneh-aneh," ujarnya.
"Jadi saya lebih sepakat dengan pandangan yang mengatakan bahwa untuk penanggulangan HIV/AIDS itu bukan dengan poligami. Tapi dengan laki-laki lebih pada pengendalian nafsunya. Jadi jangan sampai manusia ini laki-laki terutama jadi budak nafsu," lanjut dia.
Solusi Cegah HIV/AIDS ala Uu
Diberitakan sebelumnya, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyarankan warga menikah dan melakukan poligami agar terhindar dari HIV/AIDS.
Sebagaimana diketahui, fenomena HIV/AIDS kini tengah menghebohkan masyarakat Kota Bandung. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung membeberkan fakta dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT).
Menurut Uu, salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa.
"Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/AIDS. Kedua, anak- anak muda banyak juga yang kena. Maka pernikahan menjadi solusi untuk memelihara seseorang dari perbuatan zina," kata Uu dalam keterangan yang diterima detikJabar, Selasa (30/8/2022).
Upaya lainnya yaitu sosialisasi, penyuluhan, serta sex education atau pendidikan terkait seks harus lebih serius diberikan kepada generasi muda. Itu dilakukan agar warga Jabar terhindar dari perbuatan terlarang tersebut.
"Nah menurut saya, di samping harus ada pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS, kemudian juga tentang pendidikan seks terhadap masyarakat dan juga penyuluhan dari pemerintah tentang HIV/AIDS, masyarakat sendiri harus mempunyai keberanian untuk bersikap," sambungnya.
Uu menyarankan jika seseorang sudah tidak kuat ingin menyalurkan hasrat berahinya, segerakanlah menikah. Sebab, menurutnya, hasrat seksual adalah hal biologis dan manusiawi. Akan tetapi tetap harus disalurkan dengan cara benar sesuai syariat agama.
Sementara itu, melihat fenomena kaum IRT yang juga banyak tertular HIV/AIDS, ia mengungkap salah satu solusi agar suami tidak 'jajan sembarangan'. Jika suami tidak cukup dengan satu pasangan, agama Islam, menurutnya, mengizinkan suami berpoligami, dengan syarat dan sejumlah catatan besar seperti harus mampu, adil, dan bijaksana.
"Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil, kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS), sementara ketahuan suami seperti itu, mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," ucapnya.
(fca/gbr)