Presiden Jokowi menghadiri pembukaan Musyawarah Rakyat (Musra) di Bandung, Minggu (28/8) lalu. Acara yang digagas relawan itu, bertujuan untuk menjaring nama calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024.
Ada yang menarik dalam pidato Jokowi kepada ribuan relawannya. Dalam pidatonya, Jokowi mengingatkan kondisi ekonomi dunia hingga menyinggung soal wacana masa jabatan presiden tiga periode saat pembukaan Musra.
"Karena Ini forumnya rakyat, boleh rakyat bersuara kan? karena negara ini, negara demokrasi. Jangan sampai ada yang baru ngomong tiga periode sudah ramai, itukan tataran wacana, boleh saja orang sampaikan pendapat," kata Jokowi di Bandung, Minggu (28/8).
Sebelumnya, Jokowi sudah menegaskan jika dirinya tidak akan maju untuk periode ketiga. Lantaran konstitusi dan UU tidak membolehkan jabatan presiden lebih dari dua periode. Namun, riuh suara dukungan relawan terus mengelu-elukan dirinya untuk maju di periode berikutnya. Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengatakan bahwa pihaknya akan patuh pada konstitusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konstitusi tidak membolehkan. Sudah jelas itu. Saya akan selalu taat pada konstitusi dan kehendak rakyat. Saya ulangi, saya akan taat konstitusi dan kehendak rakyat," ucap Jokowi.
Seruan maju tiga periode terus menggema di GOR Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, saat Jokowi berdiri di atas panggung. Lalu, apakah hal ini bisa dilihat sebagai sinyal rakyat yang menghendaki Jokowi maju tiga periode? Adakah pesan tersirat yang ingin disampaikan Jokowi dalam Musra kemarin? Tentunya hanya Relawan dan Jokowi yang tahu soal itu.
Adu Perspektif malam ini membahas sinyal-sinyal politik Jokowi hingga membaca gesture dan psikologi sang presiden dalam acara pembukaan Musra Bandung. Menghadirkan Budi Arie Setiadi (Ketum Projo), Andi Mallarangeng (Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat), Roby Muhamad (Pakar Psikolog Sosial UI), Acep Iwan Saidi (Pakar Semiotika ITB) dan Karim Suryadi (Pengamat Politik), saksikan secara langsung melalui kanal Youtube serta web detikcom.
(ed/ids)