Halim Ambiya (48), pendiri Pesantren Tasawuf Underground. Bukan pesantren biasa, institusi pendidikan agama islam ini menyasar anak punk dan anak jalanan. Melihat karakter santri-santrinya yang 'unik', Halim pun menggunakan pendekatan yang berbeda dalam mendidik mereka.
Ada cerita di balik berdirinya Tasawuf Underground. Halim sang pendiri pernah lepas dari maut karena diselamatkan oleh anak-anak punk di Thailand. Dari kejadian ini, ia tidak mau lagi mengukur keimanan seseorang dari penampilannya.
Tidak berhenti di situ, sepulangnya ke tanah air Halim bertekad mengajak anak-anak punk dan jalanan untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Ia memulainya dengan membentuk kelompok ngaji dari kafe ke kafe, hingga akhirnya Pesantren tasawuf Underground berdiri di kompleks ruko Ciputat, Jl RE Martadinata, Tangerang Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang belajar ilmu agama dengan santai dan mudah. Tapi waktu itu masih kita buat acara off-airnya itu pengajian di kafe-kafe. Kita buat nama acaranya itu Sufi After Hours. Jadi kita ngopi sekaligus mengaji tentang Tasawuf di kafe-kafe," ujar Halim Ambiya saat ditemui tim detikcom untuk Program Sosok (28/8/2022)
Untuk memperoleh metode pendidikan yang tepat, Halim pun menyelami kehidupan para anak punk yang dididiknya. Setelah beberapa tahun berlalu, ia pun memahami bahwa ada banyak alasan yang membuat seseorang tinggal di jalanan. Maka,ia pun mengubah dirinya dari Halim si ahli agama menjadi sosok Halim Ambiya yang kehadirannya dibutuhkan oleh anak binaan.
Berangkat dari berbagai macam permasalahan yang menjadi latar belakang para mantan anak punk, Halim Ambiya berharap bahwa ia dapat menjadi sosok guru, ayah, sekaligus sahabat untuk melengkapi hidup anak-anak binaannya.
"Itu kebanyakan yang pertama itu karena broken home, yang kedua mungkin masalah ekonomi, ketiga masalah narkoba, masalah lingkungan. Kemudian keempat, kelima, dan seterusnya bisa masalah pendidikan. Jadi sebenarnya konsepnya hadir sebagai sahabat bagi mereka. Dari situ lah akhirnya ada upaya berbagi cerita, berbagi berkah, berbagi ilmu. Mereka sendiri yang ingin ikut gabung dengan saya, ikut mengaji, ikut belajar sholat " tutur Halim.
Anak Punk dianggap tidak layak memperbaiki hidup, halaman selanjutnya.