Kisah Ustaz 'Punk', Dirikan Pesantren untuk Punkers Jalanan

Kisah Ustaz 'Punk', Dirikan Pesantren untuk Punkers Jalanan

Nada Celesta - detikNews
Minggu, 28 Agu 2022 06:40 WIB

Ada tantangan lain harus dihadapi Halim saat memutuskan sebagai pendamping para santrinya. Ia mengatakan, sosok anak punk sering kali dipandang negatif dan tidak layak mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Bahkan saat ini, banyak pihak yang memanfaatkan keberadaan anak punk sebagai kebutuhan konten media sosial dengan kurangnya sikap untuk saling menghargai.

Apa yang dialami oleh Halim pun dibenarkan oleh Angga, salah satu anak binaan Pesantren Tasawuf Underground. Ia mengakui, ada banyak tudingan yang ditujukan kepada mereka. Di sini peran Halim sebagai pelindung sekaligus guru pun dirasakan oleh Angga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak pokoknya, ada yang cuma cari konten saja. Dia datang cuma untuk buat video, demi Allah saya nggak bohong. Buat video gini-gini, habis itu sudah. Saya pernah bertemu orang yang bukannya buat semangat malah memojokkan, jadi seperti (saya) nggak pantas untuk bertaubat, nggak pantas untuk belajar agama gitu," ujar Angga.

Angga menegaskan, Halim Ambiya berhasil memberikan kesan yang baik. Ia melakoni tugasnya dengan tulus tanpa berharap adanya imbalan.Kini, para santri tidak lagi melihat Halim sebagai orang lain. Ada ikatan kuat yang terbangun yang lebih dari sekedar guru dan murid.

ADVERTISEMENT

"Ya lebih tepatnya sosok seorang ayah sih," ungkap Angga.


(nad/fuf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads