Keluarga mempertanyakan penyebab kematian Rodrigo Ventocilla Ventosilla (32), warga negara Peru, yang sebelumnya merupakan tahanan narkoba Polda Bali. Polda Bali pun telah menjelaskan soal penyebab kematian Ventosilla.
Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (26/8/2022), keluarga Ventosilla mengatakan tidak tahu soal penyebab kematian Ventosilla.
Mereka mengaku tidak diberi akses kepada pembelaan hukum dan informasi. Keluarga Ventosilla pun meminta Kementerian Luar Negeri Peru melakukan penyelidikan yang lebih menyeluruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan laporan surat kabar Harvard Crimson, Ventosilla merupakan mahasiswa di Harvard Kennedy School. Ventosilla adalah anggota pendiri organisasi hak kaum transgender Peruvian Diversidades Trans Masculinas. Ia diketahui sedang mengejar gelar master ilmu administrasi publik.
Sementara itu, seperti dilansir dari BBC, keluarga Ventosilla menuduh polisi Indonesia menganiaya Ventosilla dan melarang pengacara yang mereka sewa untuk menemuinya.
Keluarga menggambarkan penangkapan Ventosilla sebagai tindakan diskriminasi rasial dan transfobia.
Keluarga berkeras bahwa barang-barang yang menimbulkan kecurigaan petugas Bea-Cukai itu 'terkait dengan perawatan kesehatan mentalnya'. Keluarga menyebut Ventosilla obat itu sesuai resep profesional perawatan kesehatan.
Kementerian Luar Negeri Peru telah menolak tuduhan keluarga bahwa penangkapan Ventosilla adalah tindakan diskriminasi rasial dan transfobia.
"Sudah diketahui secara luas bahwa Indonesia memiliki kebijakan nol toleransi dalam hal kepemilikan narkoba dan turunannya," bunyi pernyataan mereka.
Apa penjelasan Polda Bali? Baca halaman selanjutnya.
Penjelasan Polda Bali
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, WN Peru itu sebelumnya tiba di Bali lewat Bandara Ngurah Rai menggunakan pesawat Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR-960. Ia tiba di Pulau Dewata pada Sabtu, 6 Agustus 2022 sekitar pukul 18.30 Wita.
"Petugas Bea Cukai mencurigai seorang penumpang perempuan yang melewati pemeriksaan. Petugas kemudian melakukan prosedur pemeriksaan menggunakan mesin x-ray terhadap orang tersebut dan barang bawaannya," kata Satake Bayu kepada detikBali, Rabu (17/8/2022).
Petugas memeriksa koper warna silver yang dibawa oleh WN Peru tersebut. Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan satu alat penggiling warna merah maroon yang di dalamnya berisi bubuk hijau lumut. Berikutnya ada satu kemasan warna kuning yang bertuliskan Genius yang di dalamnya berisi dua butir tablet/pil warna kuning bertulisan 'Contains Thcyl'.
Tak hanya itu, ditemukan pula satu buah kemasan merah yang di dalamnya berisi permen jelly berbagai warna dengan jumlah 19 biji, satu bungkus kemasan kertas warna cokelat yang di dalamnya berisi 2 buah plastik bening yang berisikan kue brownies warna coklat tanpa bungkus, dan 1 bungkus kue brownies warna cokelat dibungkus plastik bening.
"Barang tersebut diduga mengandung sediaan narkotika jenis ganja dengan total berat keseluruhan sebanyak 231,65 gram neto," jelas Satake Bayu.
Mendapati temuan tersebut, petugas Bea Cukai kemudian menyerahkan WN Peru itu beserta barang bukti kepada Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Bali. Penyerahan dilakukan guna proses penyidikan. Namun WN Peru tersebut meninggal dunia usai mengonsumsi obat-obatan.
Ventosilla dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar.
"Pasien dinyatakan meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar Bali pada hari Kamis 11 Agustus 2022 sekitar pukul 15.15 Wita," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid) Humas Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto kepada detikBali, Rabu (17/8/2022).
Penyebab Kematian Ventosilla
Bayu juga membantah tuduhan kekerasan dari keluarga Ventosilla. Bayu mengatakan kepada Reuters bahwa Ventosilla telah diselidiki untuk pelanggaran narkoba setelah produk yang diduga ganja ditemukan di bagasinya.
Dua hari setelah dia ditangkap, Ventosilla dilarikan ke rumah sakit dan meninggal pada 11 Agustus karena 'kegagalan fungsi tubuh'.
Bayu mengatakan bahwa Ventosilla jatuh sakit setelah menelan obat yang bukan bagian dari barang yang disita polisi.