Perwira Peraih Adhi Makayasa Ini Ikut Dicopot karena Kasus Sambo

Perwira Peraih Adhi Makayasa Ini Ikut Dicopot karena Kasus Sambo

Nahda Rizki Utami, Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Rabu, 24 Agu 2022 14:19 WIB
Ilustrasi Tingkatan Pangkat Polisi
Ilustrasi Polisi (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan mendengar isu bahwa ada polisi lulusan terbaik atau peraih Adhi Makayasa yang terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo. Trimedya meminta proses sidang etik bisa dipercepat agar terduga pelanggar tidak digantung statusnya.

Isu soal keterlibatan peraih Adhi Makayasa ini dilontarkan Trimedya dalam rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022). Trimedya mempertanyakan peran anggota peraih Adhi Makayasa itu kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Nah 97 ini apa perannya? Karena saya mendengar di situ juga ada Adhi Makayasa. Masih 83 itu. Ada seorang Adhi Makayasa yang termasuk. Dan apa peran dia? Itu kan nggak gampang," kata Trimedya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan sampai orang yang perannya sedang-sedang saja, tetapi digantung sedemikian lama," lanjutnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh detikcom, polisi peraih Adhi Makayasa dalam kasus ini adalah AKP Irfan Widyanto yang merupakan angkatan 42 atau Dharma Ksatria. AKP Irfan tadinya adalah Kasubnit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri. Kini ia dimutasi sebagai Pama Yanma Polri.

ADVERTISEMENT

Kembali ke pernyataan Trimedya. Ia juga menghitung jangka waktu peristiwa kasus ini. Dia meminta agar sidang etik ini dilakukan segera dan tidak di-pending. Semata-mata agar mereka yang tak bersalah bebas dari stigma.

"Karena kalau kita hitung dalam catatan saya ini peristiwanya 17 hari, alias 47 hari, kalau kata orang Medan. Tolong jangan di-pending, karena mereka keluarganya menyampaikan Saudara Kapolri, dengan peran yang minim tapi sudah muncul stigma kepada mereka, keluarganya. Pembunuh. Pembunuh. Padahal perannya minim sekali," tuturnya.

Dia mencontohkannya dengan peran seorang personel membuat administrasi penyidikan (mindik). Menurutnya, peran semacam ini adalah atas perintah.

"Ada yang disuruh bikin mindik, kan itu atas perintah. Betul nggak, Pak Kabareskrim?" ujarnya.

Maka dari itu, Trimedya mendorong agar putusan sidang etik segera dikeluarkan. Semata-mata agar status mereka yang terduga pelanggar jelas.

"Segeralah itu putuskan Saudara Kapolri. Supaya tenang. Kalau bersalah ya disikat, kalau tidak, ya segera peringatan ringan, tertulis, demosi," ujarnya.

Lihat Video: Ternyata Kuat Ma'ruf Sempat Coba Kabur Usai Jadi Tersangka!

[Gambas:Video 20detik]

(rdp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads