Legislator Tak Percaya Diagram Kekaisaran di Polri: Ini Upaya Pecah Belah

Legislator Tak Percaya Diagram Kekaisaran di Polri: Ini Upaya Pecah Belah

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Rabu, 24 Agu 2022 13:11 WIB
Jakarta -

Anggota Komisi III DPR Fraksi Golkar Supriansa juga mengungkit terkait diagram kekaisaran di tubuh Polri. Supriansa mengatakan isu diagram-diagram kekaisaran tersebut hanya upaya untuk memecah Polri dari dalam.

Awalnya Supriansa bicara adanya upaya obstruction of justice di kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat sebagai kesempatan untuk melakukan bersih-bersih lingkup internal Polri. Dia menyebut ini saatnya Polri membuktikan diri bisa menjadi institusi yang paling dipercaya masyarakat.

"Saya berharap penerapan-penerapan semua yang terlibat, kalau memang dia anggota masih layak dijatuhi pidana, bukan hanya kode etik, maka lakukan, Pak. Ini waktunya kesempatan membuat sebuah kesan yang baik karena Bapak masih menjabat insyaallah masih panjang, maka kesempatan ini membuat institusi kepolisian menempati posisi yang sangat dipercaya oleh masyarakat," kata Supriansa saat rapat kerja bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, di gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Supriansa lalu mengungkit soal diagram-diagram kekaisaran di dalam Polri yang harus diluruskan. Dia meyakini tidak ada kekaisaran di tubuh kepolisian.

"Hari ini waktunya kepolisian untuk bersih-bersih, membersihkan semua yang tadi dikatakan oleh pimpinan ada diagram-diagram, ada ini, saya tidak percaya bahwa itu ada," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Supriansa meyakinkan diagram kekaisaran yang beredar itu hanya untuk memecah-belah institusi Polri. Dia menyebut adanya pihak luar yang memang mencoba memecah Polri di dalam.

"Ini adalah bagian mungkin untuk memecah belah institusi kepolisian. Saya yakin itu, Pak. Karena saya yakin kalau orang katakan ini jangan-jangan dari dalam, saya katakan ini dari luar untuk memecah di dalam. Saya masih lihat persatuan di kepolisian masih utuh, rakyat menunggu jari-jarinya kepolisian," ujar dia.

Simak selengkapnya soal kekaisaran Sambo di halaman selanjutnya.

Soal Diagram Kekaisaran Sambo

Sebelumnya diberitakan, diagram kekaisaran Irjen Ferdy Sambo yang belakangan ramai beredar di media sosial dibentangkan dalam rapat Komisi III DPR RI bersama Kompolnas. Anggota Dewan ramai-ramai minta penjelasan kepada ketua Kompolnas Mahfud Md sebagai yang pertama menyebut adanya 'Kerajaan Sambo' di institusi Polri.

Hal itu awalnya dibuka oleh anggota Komisi III DPR Faksi PDIP Arteria Dahlan yang sampai membawa diagram kekaisaran Ferdy Sambo dalam rapat bersama Mahfud Md. Tidak hanya satu, Arteria mengaku membawa banyak diagram terkait kekaisaran Ferdy Sambo.

"Berikutnya mengenai kerajaan Sambo sangat berkuasa seperti mabes dalam mabes, layaknya kerajaan internal mabes seperti sub-mabes. Saya ingin tanyakan ini kaitan dengan tugas Kompolnas. Ini diagram kaisar Sambo ini nanti kami minta penjelasan, bener nggak sih, nih," kata Arteria dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kompolnas, LPSK, dan Komnas HAM di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8).

Arteria sambil menunjukkan lembaran yang berisi diagram kekaisaran Sambo. Ada beberapa lembar yang terlihat.

"Ini diagram pertama, kemudian diagramnya banyak, Pak, diagram kedua ada lagi," kata Arteria.

Pimpinan rapat, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, lantas menimpali Arteria. Sahroni meminta Arteria menjelaskan terkait diagram yang didapat itu.

"Jelasin terkait dengan diagram, kayak Pak Benny kan ngotot ke Pak Mahfud keterbukaan, sekarang keterbukaan itu, silakan, Pak Arteria," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(maa/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads