Perjuangan Widayanti (47) dan Nardius (47) patut menjadi teladan bagi para orang tua. Meski di tengah ekonomi yang serba pas-pasan, namun keduanya berhasil menyekolahkan anak hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
Untuk diketahui saat ini biaya S1 saja sudah tergolong mahal dan banyak orang tua yang tak mampu menguliahkan anaknya. Namun kedua pasangan suami istri tersebut mampu menguliahkan anaknya hingga jenjang S2.
Nardius hanyalah lulusan SMP. Sedangkan Widayanti (Yanti) hanya sempat mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah menengah atas (SMA). Kendati demikian, hal tersebut tak lantas menyurutkan semangat untuk memberikan kesempatan bagi anak-anaknya meraih pendidikan yang lebih tinggi. Harapannya mereka dapat mengangkat derajat orang tua di kemudian hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibu menyekolahkan anak sampai S2 untuk mengangkat derajat orang tua. Biarlah orang tua yang mati-matian berkorban, (ibaratnya) kepala untuk kaki, (kaki untuk kepala)," katanya.
Diketahui, Yanti dan Nardius dikaruniai sepasang putra dan putri. Anak pertama bernama Mutia (22), telah menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Jember (UNEJ). Sementara si bungsu, yakni Afian (18) masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan Pelayaran di Probolinggo, Jawa Timur.
Kepada tim Tapal Batas detikcom, Yanti mengungkapkan sehari-hari mata pencariannya membuat kerupuk ikan. Sebanyak 15 kilogram ikan tongkol, ia olah menjadi kerupuk untuk kemudian dijual di Letung maupun ibu kota provinsi, Tanjung Pinang.
![]() |
Warga Desa Keramut, di Kepulauan Anambas ini menyebut setidaknya ada 100 bungkus kerupuk yang terjual. Dengan harga Rp 10 ribu per bungkus, dia bisa mengantongi untung Rp 200 ribu dalam sehari. Namun menurutnya, penghasilan tersebut tak menentu, tergantung pada stok ikan dari nelayan. Selain itu, besaran untung juga sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar.
"Kalau musim ikan ya kita buat. Kalau nggak, kita nggak buat. Biasanya saya buat 100 bungkus, kadang lebih dari 100 bungkus. Tergantung (stok) ikan," katanya.
Menurut Yanti, kegiatan menjual kerupuk ikan dilakukannya untuk mengisi waktu luang, sekaligus membantu menambah penghasilan suami yang berprofesi sebagai nelayan. Adapun penghasilan dari mencari ikan di laut sekitar Rp 1 hingga Rp 3 juta, bergantung banyak-sedikit hasil tangkapan.
"Suami saya seorang nelayan. Biasanya ke laut bisa 3-4 hari (baru pulang)," kata dia.
Halaman Selanjutnya: Tabung Mimpi Sekolah Anak
Simak juga 'Pemkab Banyuwangi Apresiasi Farel Prayoga dengan Berikan Beasiswa Penuh':