Kehidupan masyarakat tentu tidak bisa terlepas dari aktivitas keuangan. Termasuk bagi warga di Kepulauan Anambas.
Sayangnya, kondisi geografis wilayah setempat membuat akses masyarakat terhadap fasilitas perbankan cukup sulit. Seperti diketahui, Anambas terdiri dari ratusan pulau-pulau kecil, dan jarak antar pulau berjauhan sehingga sulit dijangkau.
Hal tersebut diakui oleh Samsul Kabari (42) yang merupakan warga Desa Batu Belah. Samsul mengatakan jika ingin mengakses layanan perbankan masyarakat di Desa Batu Belah biasanya pergi ke ibu kota kabupaten, yakni Tarempa, karena kantor unit bank hanya ada di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk menuju ke Tarempa, warga harus menempuh perjalanan jauh menggunakan kapal yang disebut 'pompong'. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit, bahkan hingga Rp 100 ribu untuk ongkos pulang-pergi.
Merasa prihatin dengan situasi tersebut, Samsul pun tergerak untuk menjadi agen bank. Niat awalnya sederhana, yaitu hanya ingin membantu para tetangga dalam melakukan transaksi perbankan.
"Jadi agen BRILink karena kasihan dengan masyarakat. Sedikit-sedikit harus ke Tarempa. Apalagi (ongkos) transportasinya," ujarnya kepada tim Tapal Batas detikcom beberapa waktu lalu.
"Penghasilan (mereka) mungkin nggak seberapa. Kita cuma sekadar membantu masyarakat. Daripada harus ke Tarempa, biayanya Rp 50 ribu," imbuhnya.
Setelah menjadi agen bank, kini tetangganya yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan tak perlu menyebrang pulau hanya untuk transfer, tarik tunai, atau melakukan pembayaran. Terlebih, biayanya juga jauh lebih murah, cukup membayar uang administrasi saja.
![]() |
"Alhamdulillah dengan adanya BRILink di Batu Belah, masyarakat di sini terbantu. Kalau cuma ambil duit Rp 500 ribu ke Tarempa nggak cukup. Ujung-ujung baliknya cuma bawa uang Rp 100 ribu, karena ada biaya transportasi," papar dia.
"Kalau di BRIlink nggak perlu mengeluarkan (ongkos) lagi, hanya uang administrasi saja. Kalau di kita ambil Rp 500 ribu paling cuma Rp 10 ribu per transaksi," lanjut Samsul.
Lebih lanjut, Samsul mengungkapkan dirinya sudah bergabung menjadi agen BRIlink sejak 3 tahun lalu. Dikatakannya, menjadi agen bank merupakan kegiatan sampingan, yang dilakukan di sela-sela aktivitas mengajar sebagai guru di SMPN 2 Batu Belah.
"Di samping jadi guru, saya di warung dan ada di laut, cari ikan. Di warung jual sembako, kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti telur, mie, sabun, tepung, dan yang lainnya," tuturnya.
Tak seperti agen bank pada umumnya, Samsul mengaku kerap mendatangi langsung nasabah. Kebanyakan dari mereka melakukan transaksi penarikan tunai. Setidaknya dalam sebulan, ia bisa melayani transaksi dengan nilai mencapai lebih dari Rp 100 juta. Dengan menjadi agen bank, perekonomian Syamsul pun ikut terbantu.
"Kami kan stoknya sedikit. Kalau sedikit mereka (nelayan atau pembudidaya ikan) lewat sini. Tapi kalau (penarikan) jumlah banyak ke Tarempa. Biasanya setiap hari ada 10 orang. Transaksi per bulan kalau EDC bisa mencapai Rp 100 juta lebih. Kita pakai 3 macam, EDC, BRILink, dan BRImo," tandasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Simak juga 'Tapal Batas, Roman dari Ujung Indonesia':