Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK) melaporkan Irjen Ferdy Sambo ke KPK. TAMPAK menilai suap yang dicoba dilakukan Sambo merupakan perintangan penyidikan (obstruction of justice) perkara pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Perwakilan TAMPAK Judianto Simanjuntak menyebut perkara dugaan suap itu penting diusut oleh KPK.
"Sisi lain pengusutan dugaan suap penting. Karena hal itu (Ferdy Sambo coba suap LPSK) bisa menghambat pengusutan kasus dugaan pembunuhan Yoshua (Brigadir J)," kata Judianto kepada detikcom, Selasa (16/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Judianto menyebut upaya suap itu merupakan salah satu cara Ferdy Sambo menutupi fakta-fakta pembunuhan Brigadir J agar tidak terbongkar ke publik.
"Itu cara menutupi peristiwa yang sebenarnya," jelasnya.
Oleh sebab itu, dia menyebut pentingnya laporan suap itu ditindaklanjuti oleh KPK. Dia berharap KPK bakal menaikkan laporannya itu ke tahap penyelidikan hingga penyidikan.
"Harapannya agar KPK mengusut dugaan suap kepada staf LPSK, melakukan penyelidikan dan penyidikan," tutup Judianto.
TAMPAK Laporkan Ferdy Sambo ke KPK
Diberitakan sebelumnya, TAMPAK melaporkan percobaan suap dalam penanganan perkara kematian Brigadir J. TAMPAK melaporkan eks Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo ke KPK.
"Staf LPSK yang berada di ruang tunggu kantor Kadiv Propam Polri itu ditemui seseorang yang berseragam hitam dengan garis abu-abu, menyampaikan dua amplop cokelat dengan ketebalan masing-masing 1 cm. Seseorang yang berseragam itu mengatakan, 'menyampaikan titipan atau pesanan Bapak (Irjen Ferdy Sambo)'," kata Koordinator TAMPAK Roberth Keytimudi Lobi Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Senin (15/8).
TAMPAK menyebut ada tiga dugaan suap yang dilaporkannya kepada KPK. Pertama, soal dugaan suap yang ditujukan kepada staf Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) saat berada di Kantor Kadiv Propam Mabes Polri pada 13 Juli lalu.
Dugaan percobaan suap kedua, lanjut Roberth, pemberian hadiah atau janji oleh Ferdy Sambo kepada sejumlah pihak yang diduga terlibat dalam perkara tersebut. Dia menyebut Sambo menjanjikan hadiah berupa uang sebesar Rp 2 miliar.
"Irjen Pol Ferdy Sambo menjanjikan hadiah uang Rp 2 miliar kepada Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal (RR), serta Kuat Ma'ruf," jelasnya.
Kemudian, dia menyebut adanya pengakuan petugas keamanan di kediaman rumah Sambo yang mengaku dibayar sejumlah uang agar menutup portal menuju kompleks rumah Irjen Ferdy Sambo. Kejadian itu diketahui terjadi setelah Sambo ditetapkan sebagai tersangka oleh Mabes Polri.
TAMPAK berharap KPK bakal mengusut tiga dugaan percobaan suap yang terjadi dalam penanganan perkara Brigadir J. Tampak menyerahkan sejumlah bukti, di antaranya kumpulan pemberitaan dari media online.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'TAMPAK ke KPK, Laporkan Dugaan Percobaan Suap di Kasus Brigadir J':
KPK Tindak Lanjuti Laporan Dugaan Suap Ferdy Sambo
KPK membenarkan adanya laporan dugaan suap yang dilakukan oleh Ferdy Sambo. Pelapor dugaan itu merupakan gabungan sejumlah pengacara yang tergabung dalam Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK).
"Benar KPK telah terima laporan tersebut pada bagian pengaduan dan pelaporan masyarakat KPK," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Senin (15/8).
Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Dihantui Kasus Baru |
Ali menegaskan KPK bakal melakukan tindak lanjut terkait laporan tersebut. Nantinya, KPK bakal melakukan analisis hingga verifikasi terkait laporan tersebut.
Kemudian, KPK bakal menilai apakah laporan itu layak didalami atau diarsipkan. Ali memastikan KPK bakal bersikap proaktif dalam menelusuri dan mengumpulkan berbagai informasi terkait laporan itu, termasuk menambah sejumlah bukti atau keterangan tambahan.
Diketahui, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi mengaku satu anggotanya sempat disodori dua amplop cokelat. Amplop itu diduga diberikan usai staf LPSK bertemu Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada Rabu, 13 Juli.
Saat itu dua petugas LPSK bertemu dengan Sambo di kantor Kadiv Propam. Dia menyebut pertemuan itu membahas permohonan perlindungan bagi istri Ferdy Sambo.