Diduga Ada Operasi Intelijen Asing Memecah Umat Islam
Minggu, 25 Jun 2006 11:53 WIB
Yogyakarta - Pro dan kontra pembubaran ormas anarkis masih bergema. Sejumlah ormas Islam menolak pembubaran tersebut. Bahkan, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menilai wacana pembubaran ormas Islam itu sebagai bagian dari operasi intelijen asing di Indonesia. Inilah salah satu keputusan Muzakarah MMI yang digelar di Yogyakarta, pada 24 Juni 2006 yang berakhir Minggu (25/6/2006). Muzakarah berlangsung tertutup dan diikuti 150 perwakilan pengurus teras MMI se-Indonesia. Acara berlangsung di Gedung Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kotagede, Yogyakarta dan dipimpin langsung Ustad Abu Bakar Ba'asyir. Seusai acara muzakarah, pimpinan MMI menggelar jumpa pers di Markas MMI, Jl. Karanglo, Kotagede untuk menyampaikan hasil Muzakarah MMI tersebut. Jumpa pers dipimpin Ketua Departemen Data MMI Fauzan Al Anshari dan Sekretaris MMI Sobarin Syakur. Ada enam hal yang menjadi keputusan acara tersebut:Pertama, Reaksi pemerintah AS dan Australia yang menekan pemerintah Indonesia agar selalu mengawasi aktivitas sehari-hari Ustad Abu Bakar Ba'asyir pasca dibebaskan dari tahanan, merupakan bentuk terorisme hukum terhadap kedaulatan hukum di Indonesia. Sebagai negara berdaulat, pemerintah Indonesia harus melakukan pembelaan terhadap ustad. Jika tidak, berarti pemerintah RI telah menggadaikan martabat dan kedaulatan bangsa demi kepentingan asing. Kedua, tujuan anarkisme yang dijadikan alasan kelompok sekularis, pluralis, dan liberal untuk membubarkan ormas Islam adalah bagian operasi intelijen asing untuk menghalangi umat Islam yang ingin menegakkan syariat secara konstitusionalKetiga, tindakan inkonstitusional sejumlah anggota DPR RI yang menjegal Perda anti maksiat harus diusut tuntas sesuai prosedur hukumKeempat, reaksi yang cepat pemerintah berkaitan dengan tuntutan pembubaran ormas Islam serta pencabutan Perda anti maksiat dengan alasan melanggar Pancasila dan UUD merupakan tindakan diskriminatif. Kelima, tuduhan penerapan syariat Islam akan menganulir kebhinekaan adalah fitnah yang keji yang dilontarkan oleh pihak-pihak tertentu. Keenam, adanya terminologi Islam moderat dan Islam fundamentalis adalah politik devide et impera oleh kaum imperialis. Usai acara Muzakarah, pada pukul 13.00 WIB, akan digelar tablik akbar dan pemberian tausiyah oleh Ustad Abu Bakar Ba'asyir di Markas MMI. Selain itu, MMI juga akan membagikan sembako kepada kaum duafa dan korban gempa di sekitar Markas MMI. Ba'asyir Pesan Untuk Tegakkan Syariat IslamDalam kesempatan itu, Ba'ayir juga tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan anggota MMI untuk tetap menegakkan syariat Islam. Dirinya pun meminta agar anggota MMI hendaknya selalu ikut andil dalam membina bangsa dan negara. Serta berusaha mencari jalan keluar dari segala bencana. "Kita yakin semua masalah yang menimpa banghsa ini pasti ada jalan keluarnya. Yakni dengan tegaknya syariat Islam. Nanti akan terbukti siapa yang akan menolong bangsa dan negara ini, dan siapa yang akan meninggalkan bangsa ini," ujarnya.
(asy/)