Brigadir R Ngakunya di Balik Kulkas, padahal Tahu Rencana Bunuh Yoshua

Brigadir R Ngakunya di Balik Kulkas, padahal Tahu Rencana Bunuh Yoshua

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 11 Agu 2022 06:59 WIB
Brigadir Ricky Rizal, Brigadir R, Brigadir RR, tersangka kasus brigadir Yoshua
Brigadir Ricky (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta -

Sejumlah kejanggalan di kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J perlahan mulai terkuak. Brigadir Ricky Rizal Wibowo atau Brigadir R yang sempat mengaku sembunyi di balik kulkas, ternyata tahu persis rencana pembunuhan Brigadir J.

Brigadir J tewas pada Jumat (8/7) sore lalu di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kematian Brigadir J awalnya disebut sebagai insiden tembak menembak. Namun faktanya, tak ada insiden tembak menembak dalam kasus kematian Brigadir J.

Tim khusus Polri telah menetapkan 4 orang tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo. Sambo diduga menjadi mastermind pembunuhan Brigadir J.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dua ajudan dan seorang sopir turut menjadi tersangka dalam kasus ini. Mereka ialah Bharada Richard Eliezer (RE), Brigadir Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma'ruf (KM).

Brigadir R Ngaku di Balik Kulkas

Komnas HAM yang dilibatkan dalam mengusut kasus ini telah meminta keterangan kepada sejumlah ajudan Ferdy Sambo. Berdasarkan keterangan dari Komnas HAM, Brigadir Ricky turut berada di lokasi kejadian saat Brigadir J tewas.

ADVERTISEMENT

Setidaknya ada lima orang yang ada di TKP saat Brigadir J tewas. Selain Brigadir J dan Bharada E, disebutkan ada Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bripka Ricky (ajudan), dan S (asisten rumah tangga).

Saat dimintai keterangan awal oleh Komnas HAM, Brigadir Ricky mengaku menyaksikan aksi baku tembak Brigadir J dan Bhadara E. Tetapi dia tidak tahu persis siapa yang sedang baku tembak dengan Yoshua.

Dalam pengakuannya itu, Ricky mendengar istri Ferdy Sambo teriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Bharada E. Ricky yang saat itu berada satu lantai dengan istri Sambo, berlari menuju ruang utama lokasi istri Sambo berteriak.

Brigadir Ricky kemudian mengaku melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga, namun tidak melihat siapa sosok yang dibidik Brigadir J. Saat Brigadir J melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky langsung bersembunyi di balik kulkas.

"Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E (dan Yoshua)," jelas Ketua Komnas HAM Taufan Damanik saat menceritakan ulang pengakuan Ricky.

Simak video 'Mereka yang Teperdaya Alur Cerita Ferdy Sambo Cs':

[Gambas:Video 20detik]



Baca selengkapnya pada halaman berikut.

Cerita Ricky itu, kata Taufan, mirip dengan keterangan awal yang disampaikan Bharada E kepada Komnas HAM. Saat itu, Bharada E mengaku berada di lantai dua dan tengah membantu ART berinisial S yang sedang bersih-bersih kamar.

Dia mendengar istri Sambo berteriak minta tolong dan memanggil-manggil namanya. Bharada E lalu berlari turun tangga dan melihat Yoshua sedang berada di ruang utama.

Saat itu, masih dalam pengakuan awal, Bharada E bertanya ke Brigadir J namun saat itu Brigadir J mengacungkan senjatanya dengan dua tangan ke arahnya. Brigadir J melepas tembakan dan Bharada E berlari ke atas.

Bharada E kemudian mengaku mengeluarkan pistol Glock 17, menuruni beberapa anak tangga dan membalas tembakan Brigadir J. Tembakan pertama Bharada E langsung mengenai Brigadir J yang membuatnya mundur sampai membentur kursi pijat sehingga membuat dia sempoyongan dan tubuhnya berputar ke belakang.

Setelah suasana mulai senyap, Ricky datang dan bertanya kepada Bharada E.

"Ada apa?" tanya Brigadir Ricky. Namun Bharada E diam dan tidak menjawab karena dia masih syok dengan peristiwa yang dialaminya.

"Kemudian tiba-tiba sudah datang Pak Sambo karena ditelepon istrinya. Baru setelah itu, Pak Sambo telepon macam-macam itu, tidak tahu ia telepon ke mana saja. Tapi, setelah itu ada petugas datang, Provos datang," jelas Taufan.

"Perkara percaya atau tidak, kita cek lagi nanti. Saya juga tidak akan serta-merta percaya juga," tambahnya.

Belakangan, insiden baku tembak di rumah dinas Irjen Sambo terbantahkan. Pengacara baruBharada E, Muhammad Boerhanuddin mengatakan, kliennya menyatakan tak ada baku tembak dalam peristiwa tewasnya Brigadir J. Pernyataan ini menepis kronologi awal yang menyebutkan Brigadir J tewas setelah terlibat adu tembak dengan Bharada E.

"Tidak ada memang, kalau informasi tidak ada baku tembak. Pengakuan dia tidak ada baku tembak," kata Boerhanuddin, Senin (8/8).

Boerhanudin juga mengatakan kliennya menjelaskan soal bekas proyektil yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) yaitu rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).

Dia mengatakan Bhadara E mengaku bekas proyektil yang ada di TKP hanya alibi. Pistol Brigadir J, katanya, sengaja ditembakkan ke arah dinding supaya terkesan ada peristiwa baku tembak.

Hal senada juga disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kapolri menyebut IrjenFerdy Sambomemerintahkan penembakan.

"Timsus menemukan bahwa peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap Saudara J yang menyebabkan Saudara J meninggal dunia yang dilakukan Saudara RE atas perintah Saudara FS," kata Kapolri, dalam konferensi pers di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (9/8).

Simak pada halaman berikutnya, Brigadir Ricky tahu rencana pembunuhan.


Brigadir Ricky Ternyata Tahu Rencana Pembunuhan

Peristiwa tembak menembak di rumah Irjen Ferdy Sambo tersebut rupaya hanya rekayasa. Ferdy Sambo diduga merekasaya peristiwa itu.

"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, Saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik Saudara J ke dinding berkali-kali," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022) malam.

Brigadir Ricky yang awalnya mengaku sembunyi di balik kulkas ternyata tahu mengenai rencana pembunuhan itu. Hal itu terungkap setelah polisi menjelaskan peran Ricky setelah ditetapkan menjadi tersangka.

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan Brigadir R dan Kuat juga memberikan kesempatan penembakan itu terjadi. Keduanya juga ikut hadir saat Bharada RE (Richard Eliezer) diarahkan Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Yoshua. Ricky dan Kuat pun tidak melaporkan rencana pembunuhan itu.

"Memberi kesempatan penembakan terjadi, ikut hadir bersama Kuat, Richard saat diarahkan FS," kata Agus kepada wartawan, Rabu (10/8/2022).

"Tidak melaporkan rencana pembunuhan itu," tambahnya.

Halaman 2 dari 3
(lir/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads