Kepsek SMA 2 Denpasar: Jangan Bunuh Kesempatan Siswa Pandai

Jakarta - Sejumlah siswa pandai tidak lulus gara-gara saat Ujian Nasional (UN) nilai matematika jeblok. Sejumlah guru prihatin dengan kasus-kasus seperti ini. Agar lebih fair, Kepala Sekolah SMA 2 Denpasar mengusulkan adanya ujian ulangan."Agar lebih fair dan tidak membunuh kesempatan siswa yang pandai, kami mendesak pemerintah menggelar ujian ulangan bagi mereka yang tidak lulus. Sejak dulu saya sudah mengusulkan UN harus 2 kali. Kalau hanya satu kali, sama dengan mengadili dan menghakimi siswa. Kalau dua kali baru namanya mendidik," ujar Kepala Sekolah SMA 2 Denpasar I Gusti Gde Raka saat ditemui detikcom di kantornya, Jalan Sudirman, Denpasar, Jumat (23/6/2006).Gde Raka mengaku prihatin dengan kasus-kasus anak pandai, namun tidak lulus UN. Ia pun menceritakan ada salah satu anak didiknya yang tergolong pandai, bahkan pernah ranking I dan selalu masuk 10 besar, namun tidak lulus UN."Nia Anisa Dewi sejak kelas I selalu menempati ranking 10 besar. Namun gara-gara Matematika dapat 3,9 dia tidak lulus," katanya. Padahal, lanjut Gde Raka, nilai bahasa Indonesia 7,2 dan bahasa Inggris 8,0. Ujian ulangan, lanjut Gde Raka, merupakan hak seluruh siswa. "Bila ada orang yang mengatakan tidak usah ada ulangan, harus bertanggung jawab. Apakah mereka itu tidak mengambil hak orang," katanya.Gde Raka mengaku bahwa sebelum UN, dirinya telah meminta pemerintah melalui Badan Standar Pendidikan Nasional agar menggelar ujian dua kali. "Kita mempertanyakan apakah standar ujian nasional bisa membedakan anak-anak pintar dengan anak-anak bodoh," kata dia. (jon/)