Terungkap temuan baru tentang Bharada Richard Elizer atau Bharada E. Temuan baru ini diungkap LPSK, ternyata Bharada E belum lama memegang senpi.
Bharada E ternyata baru memegang pistol pada November 2021. Senjata jenis Glock itu diberikan oleh Propam Polri.
"Menurut keterangannya, dia baru pegang pistol pada November tahun lalu dari Propam," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi dalam keterangan singkat kepada detikcom, Kamis (4/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Kini di Pelayanan Markas |
Edwin tidak merinci siapa yang memberi pistol dan bagaimana mekanisme pemberian pistol kepada Bharada Eliezer tersebut. Namun Edwin mengungkapkan momen terakhir Bharada Eliezer menembak.
"Terakhir latihan tembak bulan Maret di Senayan," ucap Edwin.
Menurut Edwin, senjata yang dipegang oleh Bharada E itu jenis Glock.
"Glock," singkat Edwin.
Posisi Bharada Eliezer disebut Edwin adalah sopir Irjen Sambo. Hal itu berdasarkan surat perintah penugasan.
"Bharada E dalam keterangan kepada LPSK, sprin-nya sebagai sopir, bukan ajudan," katanya.
Selanjutnya Brigadir J lebih jago menembak
Lihat Video: Buntut Tewasnya Brigadir J Berujung 3 Jenderal Dicopot, Termasuk Ferdy Sambo
Brigadir J Lebih Jago Tembak
Lebih lanjut, Edwin mengungkapkan Bharada E tidak lebih jago menembak. Jika dibandingkan, Brigadir J lebih jago menembak.
"Informasi itu kami peroleh (Bharada E tak jago tembak). Artinya kalau dibandingkan dengan Yoshua, Yoshua lebih jago tembak," ucap Edwin.
Edwin menyampaikan hal ini diperoleh LPSK dari hasil penelusuran dan investigasi terhadap sejumlah narasumber yang kompeten. Investigasi ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan bahan nantinya apakah Bharada E ini bisa mendapatkan perlindungan dari LPSK.
"Kan kami dalam proses penelaahan dan investigasi, dalam proses investigasi ini kami himpun informasi dari mana pun. Tentu informasi yang kami himpun (adalah) informasi yang bisa kami percaya sumbernya, kompeten menyampaikannya," jelasnya.
Meski begitu, Edwin mengatakan bukan masalah jago nembak yang menjadi persoalan. Yang pasti, Bharada E telah memiliki kompetensi dalam memegang senjata api.
"Soal megang pistol kan bukan soal jago nembak, tetapi memenuhi (di antaranya) tes psikologi," imbuhnya.
Terkait insiden di rumah Irjen Ferdy Sambo, Edwin mengungkapkan keterangan Bharada E soal kejadian 'tembak-menembak'.
"Ya itu cerita E (ada tembak-menembak). Tapi apakah cerita itu, ini LPSK itu tidak mau masuk ke dalam peristiwanya. Kenapa? Karena yang diceritakan E juga belum tentu kebenaran, gitu. Yang disampaikan oleh E bahwa dia nembak, tetapi apakah benar dia nembak kan kita belum tahu sebenarnya," jelasnya.
Edwin kemudian meminta agar diksi 'tembak-menembak' tidak digunakan sebelum terungkap kebenaran peristiwanya seperti apa.
"Kalau bisa jangan gunakan diksi 'tembak-menembak' sebelum terungkap kebenarannya seperti apa," tuturnya.
Sebelumnya polisi menyebut Bharada E Penembak Jitu
Jauh sebelum temuan LPSK ini, polisi sempat menyebut Bharada E penembak jitu. Bharada E disebut penembak nomor 1 di Resimen Pelopor Korps Brimob, sehingga piawai memegang senpi.
"Di Resimen Pelopornya, dia sebagai tim penembak nomor 1, kelas 1, di Resimen Pelopor. Ini yang kami dapatkan," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto saat jumpa pers di Polres Jaksel, Selasa (12/7).
Budhi mengatakan Bharada E juga merupakan pelatih di Resimen Pelopor tersebut.
"Jadi kebetulan, sebagai gambaran informasi, kami juga melakukan interogasi terhadap komandan Bharada RE, bahwa Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue," katanya.
Senjata Brigadir J dan Bharada E
Budhi menjelaskan Brigadir E menggunakan senjata Glock 17 dengan magasin maksimum 17 butir peluru. Menurut Budhi, tim Polres Jaksel menemukan barang bukti sisa 12 peluru dalam magasin tersebut.
"Artinya, ada lima peluru yang dimuntahkan atau ditembakkan," ucap Budhi.
Sedangkan Brigadir J menggunakan senjata jenis HS dengan 16 peluru di magasinnya. Polisi menemukan sisa sembilan peluru di lokasi kejadian.
"Artinya, ada 7 peluru yang ditembakkan," ujar Budhi.