'Sia-sia Perjuangan Saya Selama 3 Tahun'

'Sia-sia Perjuangan Saya Selama 3 Tahun'

- detikNews
Kamis, 22 Jun 2006 16:35 WIB
Jakarta - Ujian Nasional (UN) menjadi tragedi. Bagaimana tidak? Banyak siswa yang tidak lulus UN justru merupakan anak-anak berprestasi di sekolahnya.Siti Hafsah misalnya. Gadis cantik ini selalu meraih ranking pertama selama 3 tahun menuntut ilmu di SMA Perguruan Rakyat, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.Dia juga calon mahasiswa ITB setelah berhasil mendapatkan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Sayang seribu sayang, impiannya terganjal UN."Sia-sia perjuangan saya selama 3 tahun, jika hanya ditentukan dalam 3 hari. Masing-masing juga hanya dua jam," keluh Acha -- sapaan Siti Hafsah --- kepada wartawan di kantor Komnas HAM, Jl Latuharhari, Jakarta, Kamis (22/6/2006).Nasib Acha benar-benar tragis. Bayangkan, hasil UN Acha untuk mata pelajaran bahasa Indonesia 8,0, bahasa Inggris 8,6. Hanya untuk matematika dia mendapatkan nilai 4,0 atau kurang 0,26 agar dia bisa lulus UN.Kenyataan ini sangat sulit diterima Acha. Bagi siswi yang tengah bersiap menjalankan matrikulasi di ITB mulai 4 Juli ini semuanya mendadak gelap."Kalau sistemnya seperti ini, seharusnya kita hanya belajar 3 pelajaran itu saja selama 3 tahun," cetus Acha dengan nada tinggi.Nasib yang sama juga dialami Melati Murti Pertiwi, siswi SMU 6 Bulungan, Jakarta Selatan. Remaja cerdas ini sudah mengantongi PMDK dari Universitas Trisakti dan Atmajaya. Tidak hanya itu, sekolahnya juga telah mempromosikan bea siswa kuliah ke Jerman.Lagi-lagi sayang seribu sayang. Semuanya harus gagal karena nilai matematika Melati dalam UN hanya 4,0. Impiannya untuk bisa bersekolah ke Jerman dipastikan tinggal angan-angan."Ujian matematikanya tidak nyambung dengan yang dipelajari di sekolah. Soalnya aneh deh, bikin kita depresi banget gitu," gerutu Melati.Acha dan Melati hanyalah contoh kecil dari siswa berprestasi yang menjadi korban. Masih ada banyak lagi bunga bangsa yang senasib dengan mereka. (djo/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads