"Iya, Kamboja besok ya. Dari 60 kurang lebih yang alami penyekapan di Kamboja, besok 16 infonya besok satu pesawat dengan Ibu Menlu Retno Marsudi," ujar Kepala BP2MI Benny Rhamdani kepada wartawan, Kamis (4/8/2022).
Benny mengatakan WNI yang sempat mengalami penyekapan di Kamboja merupakan korban dari sindikat penempatan TKI ilegal melalui media sosial. Dia mengatakan para korban dijanjikan pekerjaan dan berangkat secara tidak resmi.
Mereka kemudian diduga diminta melakukan pekerjaan untuk menipu orang Indonesia lainnya. Namun, katanya, para WNI itu diduga menolak sehingga disekap.
"Tentu mereka nggak mau. Nah, karena mereka nggak mau akhirnya mereka disekap dianggap tidak bekerja sesuai harapan. Karena peran BP2MI yang berani, melalui media sosial kita viralkan dan kita mampu lah melakukan evakuasi dan besok kepulangan pertama dari 60," ujarnya.
Sebelumnya, Kepolisian Kamboja bersama KBRI Phnom Penh kembali menyelamatkan 62 orang WNI yang disekap. Penyelamatan dilakukan bertahap, awalnya 55 orang dan tahap berikutnya tujuh orang.
Dilihat dari situs resmi Kemlu, tujuh WNI yang disekap perusahaan online scammer di Sihanoukville, Kamboja, berhasil diselamatkan pada Minggu (31/7) waktu setempat.
"Keberhasilan ini menambah jumlah WNI yang dapat diselamatkan menjadi total 62 orang. Tambahan jumlah WNI tersebut berdasarkan pendalaman lebih lanjut dari pihak Kepolisian Kamboja," tulis keterangan dalam website Kemlu.
Ke-62 orang WNI tersebut dipindahkan KBRI Phnom Penh dari Sihanoukville menuju Phnom Penh pada 31 Juli 2022 malam waktu setempat. KBRI Phnom Penh pun menyiapkan akomodasi selama mereka berada di Phnom Penh dan melakukan screening data.
Simak Video: 55 WNI yang Disekap di Kamboja Berhasil Diselamatkan
(haf/haf)