DLH DKI Ungkap Biang Kerok Ikan-ikan Mati di Kali Kramat Jati

DLH DKI Ungkap Biang Kerok Ikan-ikan Mati di Kali Kramat Jati

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Jumat, 29 Jul 2022 16:46 WIB
Ikan-ikan di Kali Baru Kramat jati ditemukan mati massal pada Senin (11/7). Diduga ikan-ikan mati karena keracunan limbah jeroan hewan kurban (Screenshot video viral)
Ikan-ikan di Kali Baru Kramat jati ditemukan mati massal pada Senin (11/7). Diduga ikan-ikan mati karena keracunan limbah jeroan hewan kurban. (Screenshot video viral)
Jakarta -

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta membeberkan hasil pemeriksaan laboratorium sampel air di Kali Kramat Jati, Jakarta Timur. DLH menepis dugaan penyebab ikan-ikan di kali tersebut mati adalah limbah jeroan hewan kurban.

"Apabila penyebab kematian diduga akibat pembuangan limbah kurban, maka hal ini dapat saja terjadi pada banyak ruas sungai yang ada di DKI Jakarta," kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangan tertulis, Jumat (29/7/2022).

DLH bekerja sama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor (PPLH IPB) dalam menyelidiki penyebab kematian ikan sapu-sapu di Sungai Kalibaru Timur, Kramat Jati, Jakarta Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merujuk pada hasil analisis sampel, Asep mengakui terjadi peningkatan nilai cukup tajam, terutama pada hari kejadian ikan-ikan mati. Misalnya, di beberapa parameter kualitas air jika dibandingkan dengan data kisaran hasil pemantauan rutin serta baku mutu yang dilakukan secara rutin di 120 titik oleh DLH.

Beberapa parameter kualitas air yang ditemukan peningkatan cukup tajam di antaranya BOD yang pada saat kejadian bernilai 68 mg/L (baku mutu 3 mg/L), COD 309 mg/L (baku mutu 25 mg/L), dan Fecal Coliform 1.400.000 MPN/100ml (baku mutu 1.000 MPN/100ml).

ADVERTISEMENT

Adapun penyebab ikan-ikan mati mengambang diduga kuat berasal dari aktivitas domestik yang tidak biasa, seperti pembuangan limbah dengan debit yang sangat besar atau kejadian khusus lainnya. Diperkirakan jenis ikan yang dominan di ruas sungai tersebut adalah ikan sapu-sapu.

Sedangkan peristiwa kematian massal ikan, kata dia, hanya terjadi pada skala lokal di salah satu ruas Sungai Kali Baru Timur.

"Terdapat kemungkinan adanya kejadian tidak biasa berupa pembuangan limbah dengan debit sangat besar atau konsentrasi limbah sangat tinggi, kemudian tersebar langsung ke dalam ruas sungai tersebut yang dapat menyebabkan adanya perubahan drastis kualitas air, sehingga menjadi penyebab kematian massal ikan sapu sapu yang hidup di area tersebut," ucapnya.

Simak juga 'Jawa & Sumatra Hujan-Jawa Berawan, Cek Kota Anda di Sini!':

[Gambas:Video 20detik]



Atas kejadian itu, Asep bakal menginventarisasi sumber pencemaran domestik, baik yang berasal dari permukiman, perkantoran, industri skala kecil-menengah, industri skala besar, maupun aktivitas lainnya di ruas sungai tersebut. Dia juga mengimbau masyarakat sekitar bantaran sungai agar bijak dalam mengelola limbah domestik.

"Apabila teridentifikasi penyebab lebih dominan dari aktivitas rumah tangga, maka lokasi tersebut dapat menjadi prioritas pembuatan IPAL Komunal atau ekoriparian berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (DPHK)," imbuhnya.

Ikan-ikan di Kali Baru Viral

Misteri ikan-ikan di Kali Baru mati ini sempat viral di media sosial. Dari video itu yang tersebar, terlihat ikan-ikan itu mati dan mengapung terbawa arus.

Kali tersebut juga terlihat tidak jernih. Airnya cokelat dengan arus yang tidak terlalu deras.

Dalam narasi video yang viral itu, disebutkan bahwa ikan-ikan yang mati berjenis ikan sapu-sapu. Ikan-ikan itu diduga mati karena tercemar limbah.

Halaman 2 dari 2
(taa/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads