1. Kopda Muslimin Minta Kepala Istri Ditembak
Anggota komplotan penembak RW, mengaku diorder Kopda Muslimin untuk menembak di kepala. Namun ada pesanan khusus, yaitu agar tidak kena putrinya.
Hal itu diungkapkan eksekutor, Sugiono (34) alias Babi, ketika ditanya oleh Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar dan Komandan Kodim (Dandim) 0733 Kota Semarang Letkol Inf Honi Havana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai kena anaknya, pokoknya langsung pas kena kepalanya," kata Babi di Mapolrestabes Semarang, seperti dilansir detikJateng, Rabu (27/7/2022).
Sementara itu, anggota komplotan lainnya, Agus alias Gondrong (43), mengatakan, pada saat kejadian, yaitu Senin (18/7), sebenarnya mereka mau mengambil uang muka atau DP. Tetapi mendadak ada perintah untuk eksekusi.
"Pagi itu sebelum kejadian, kita berangkat. Babi ngomong mau ambil DP. Dekat Masjid Gede. Entah kenapa setelah di situ rencana berubah, ada eksekusi. Tadinya mau ambil DP. Waktu nongkrong di gapura depan ada acara eksekusi. Yang perintahkan Bang Mus (Kopda Muslimin). Saya pikir DP udah dikasih. Ternyata belum," ujar Agus.
2. Pacar Baru di Balik Motif Penembakan
Polisi juga mengungkap motif penembakan adalah Kopda Muslimin punya pacar lagi. Fakta itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi saat jumpa pers di kantornya hari ini.
"Motifnya punya pacar lagi," kata Ahmad Luthfi menjawab pertanyaan wartawan dalam jumpa pers di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022).
Setelah penembakan istrinya, Kopda Muslimin sempat mengajak pacarnya melarikan diri.
"Jadi ada delapan saksi yang kita periksa, di antaranya saksi W, itu pacarnya. Jadi yang bersangkutan (Kopda M) lari setelah melakukan kegiatan ini tapi pacarnya tidak mau, jadi motifnya itu," kata Luthfi.
3. Bawa Kabur Uang Mertua
Kopda Muslimin juga membawa kabur uang milik mertuanya. Informasi itu didapat polisi setelah memeriksa saksi yang berprofesi sebagai perawat burung peliharaan Kopda M. Saksi disuruh mengambil uang dari mertua Kopda M.
"Ketika di rumah sakit, saksi yang bertugas merawat burung, dia ditelepon oleh Muslimin, (disuruh) mengambil atau minta uang ke ibu korban atau ibu mertuanya untuk biaya rumah sakit. Perintahnya ada uang di Ibu (mertua) Rp 120 juta diantar ke rumah sakit untuk biaya rumah sakit," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Setelah meminta Rp 120 juta itu, Kopda Muslimin kembali menyuruh saksi meminta Rp 90 juta kepada sang mertua. Dia meminta uang itu dengan alasan pihak rumah sakit meminta biaya lebih.
"Perintah kedua kurang (uangnya). Pihak rumah sakit katanya minta Rp 90 (juta). Ternyata Rp 120 (juta) untuk bayar tersangka dan Rp 90 (juta) digunakan yang bersangkutan untuk melarikan diri," katanya.
4. Ditemukan Tewas
Kopda Muslimin kemudian ditemukan tewas. Polisi menyatakan Kopda Muslimin tewas setelah muntah-muntah di rumah orang tuanya.
"Berdasarkan informasi dari Ibu Rusiah (ibu kandung Kopda Muslimin) bahwa tadi pagi pukul 06.30 WIB pulang ke rumah di Kelurahan Trompo, Gang Adem Ayem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes M Iqbal Alqudusy kepada detikcom, Kamis (28/7).
"Kemudian Kopda Muslimin diketahui muntah-muntah, lalu meninggal dunia," kata dia.
Polisi langsung menuju ke lokasi penemuan mayat anggota Yon Arhanud 15 Semarang itu.
"Saat ini Kasat Reskrim beserta Piket Fungsi Reskrim dan Inafis Polres Kendal sedang mengamankan TKP," kata Kapolres Kendal AKBP Jamal Alam dalam keterangan yang diterima detikcom.
Jamal mengatakan polisi juga melakukan koordinasi dengan Kodim Kendal. Dia mengatakan koordinasi dilakukan untuk melakukan identifikasi gabungan.
"Dan koordinasi dengan Kodim Kendal beserta Denpom untuk melakukan identifikasi gabungan," katanya.