Ortu Bawa Anak Nonton Film Dewasa di Bioskop, LSF: Ikuti Klasifikasi Usia

Ortu Bawa Anak Nonton Film Dewasa di Bioskop, LSF: Ikuti Klasifikasi Usia

Wildan Noviansah - detikNews
Rabu, 27 Jul 2022 15:25 WIB
Lembaga Sensor Film
Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto (Wildan Noviansah/detikcom)
Jakarta -

Lembaga Sensor Film (LSF) bersama Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) menggencarkan program budaya sensor mandiri. Ini dilakukan agar masyarakat menonton film di bioskop sesuai klasifikasi umur.

Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan hal ini dilakukan imbas video viral yang diunggah salah satu masyarakat. Rommy menyebut dalam video tersebut terdapat masyarakat mengkritik anak kecil yang menonton film dewasa di dalam bioskop.

"Merespons dari situasi yang berkembang di masyarakat. Kan viral banget tuh, antara masyarakat yang menulis dan protes ada anak-anak di studio, di mana studionya sedang memutar film dewasa," kata Rommy di Harris Suites fX Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, berdasarkan pemantauan yang dilakukan LSF, masih ada beberapa hal serupa yang terjadi di bioskop.

"LSF selalu menyampaikan juga hasil pemantauan yang ada. Jadi tim pemantauan LSF juga rutin memantau TV, bioskop, dan lain-lain. Dalam pemantauan itu juga ditemukan ada satu dua kasus ternyata dijumpai anak-anak di film, yang sedang diputar film dewasa," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Rommy menuturkan program budaya sensor mandiri sudah dilaksanakan sejak dua tahun lalu. Namun fakta di lapangan masih belum berjalan secara efektif. Bahkan, kata dia, masih ada orang tua yang sengaja mengajak anaknya menonton film dewasa.

"Fakta di masyarakat ketika sudah disampaikan informasi di ticketing untuk pembelian kalau bisa anak-anak nggak masuk karena film dewasa dan segala macam, rupanya susah sekali. Karena masyarakat tentu pengen anaknya nonton," kata dia.

"Kalau mengklasifikasikan (film sesuai umur) sudah. Tapi mengimbau dan mengajak masyarakat untuk dapat memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usianya. Kan LSF sudah bikin klasifikasi, tapi di lapangan orang tua ngajak anak nonton film 17," imbuhnya.

Untuk itu, Rommy menyebut pihaknya akan memaksimalkan program budaya sensor mandiri. Nantinya akan dilakukan imbauan yang lebih masif. Baik berupa spanduk pemberitahuan klasifikasi film dan umur yang ditempatkan di luar bioskop maupun imbauan lain di dalam studio bioskop.

"Yang sedang kami rencanakan itu nanti dari pintu masuk depan sudah ada informasi entah standing banner atau apa pun yang isinya klasifikasi film, mengajak masyarakat memilah dan memilih tontonan seusai klasifikasi usianya. Termasuk nanti di dalam ada apa lagi, spirit apa ini sedang kami godok. Sudah ada gambaran nanti kami matangkan dengan GPBSI," jelasnya.

Selengkapnya pada halaman berikut.

Rommy menjelaskan sasaran program ini adalah seluruh bioskop yang ada di Indonesia. Namun dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan uji coba terlebih dahulu di beberapa bioskop yang ada di Jakarta.

"Nanti kita akan bikin semacam uji coba bioskop di Jakarta. (Uji coba) kami mengalokasikan kurun sebulan kita sudah ada konpers (konferensi pers) nanti kita undang ke bioskop menunjukkan mulai dari masuk, nonton, di dalam ada informasi soal klasifikasi usia. Sebulan terhitung hari ini. Nanti kita akan launching kampanye bersama LSF dan GPBSI," kata dia.

Lebih lanjut, Rommy berharap, dengan dimaksimalkannya program budaya sensor mandiri ini, masyarakat lebih bisa memilih tontonan di bioskop sesuai umurnya.

"Kenapa LSF membuat klasifikasi sesuai usia, agar ditonton masyarakat sesuai usianya. Karena kan film itu ada kandungan yang memang kurang tepat apabila ditonton oleh mereka yang usianya di bawah klasifikasi tersebut. Dengan demikian, LSF mengimbau agar masyarakat juga mengikuti klasifikasi tersebut," kata dia.

"Agar masyarakat memiliki kemampuan untuk menonton film sesuai klasifikasi usianya. Oleh karena itu, dengan situasi seperti ini, LSF mengajak kepada semua lapisan umur, kelas mana pun, untuk kita tingkatkan literasi kita, informasi kita tentang film sehingga kalau menonton film bisa pas sesuai klasifikasi atau penggolongan usia film tersebut," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads