Juru bicara PKS, Muhammad Kholid, menyebut pihaknya saat ini masih terus menjalin komunikasi dengan parpol lain terkait kerja sama menuju Pilpres 2024. Kholid menekankan komunikasi politik itu paling intens dilakukan dengan NasDem dan Demokrat.
"Saat ini kita akui komunikasi dengan NasDem dan Demokrat lebih maju daripada komunikasi dengan partai lain," ujar Kholid kepada wartawan di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2022).
Meskipun sudah intens dengan dua parpol tersebut, Kholid mengatakan PKS belum membuat keputusan soal koalisi. Dia mengatakan parpolnya belum tergabung dengan poros mana pun, seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi semut merah, atau koalisi bersama NasDem-Demokrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini belum ada kata close dan masih membuka dengan partai lainnya," ucapnya.
Kholid melanjutkan, saat ini PKS masih di tahap taaruf atau penjajakan dengan parpol lain. Ihwal koalisi dan pencapresan, Kholid menyerahkan kewenangan itu kepada Majelis Syuro PKS.
"Kita tetap masih komunikasi. PKS ini ibarat mencari jodoh ini sedang di fase taaruf, atau penjajakan," kata Kholid.
"Sekarang DPP masih penjajakan. Karena DPP PKS tidak punya kewenangan menentukan koalisi dan pencapresan. Kewenangan di majelis syuro. DPP ditugaskan bangun komunikasi politik untuk kemudian dilaporkan ke majelis syuro," lanjutnya.
Meski menjadi urusan majelis syuro, Kholid mengaku sejumlah nama figur usulan usungan capres muncul di internal partainya. Salah satunya Gubernur DKI Anies Baswedan.
"Kalau dilihat dari komunikasi politik yang berkembang saat ini dan aspirasi dari anggota-anggota PKS, ya nama beliau (Anies) muncul dan akan dipertimbangkan," ujarnya.
"Mayoritas pemilih PKS menurut survei memilih Pak Anies. Ini akan jadi pertimbangan penting yang akan disampaikan ke Majelis Syuro," lanjut Kholid.