5 Fakta Penemuan 1 Kontainer Senjata di Pelabuhan Panjang

5 Fakta Penemuan 1 Kontainer Senjata di Pelabuhan Panjang

Tim detikcom - detikNews
Senin, 25 Jul 2022 08:33 WIB
Postingan di medsos Facebook dan Twitter. Istimewa
Foto Senjata di Kontainer: Postingan di medsos Facebook dan Twitter. Istimewa
Jakarta -

Sebuah kontainer berisikan senjata ditemukan Bea Cukai di Pelabuhan Panjang, Lampung. Ternyata, senjata itu bakal digunakan untuk latihan bersama Garuda Shield di Pusat Pelatihan Tempur (Puslatpur).

detikcom, Senin (25/7/2022), merangkum sejumlah fakta yang sejauh ini diketahui tentang penemuan kontainer isi senjata itu. Berikut faktanya:

1. Berawal dari Pesan Berantai

Penemuan kontainer isi senjata ini diketahui publik setelah ramai pesan berantai mengenai Bea Cukai Pelabuhan Panjang Lampung yang menyegel 1 tricon container US Army berisi senjata yang tidak tercantum pada daftar izin impor sementara yang diajukan vendor PT JT Square.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dikonfirmasi Kepala Humas Kantor Bea dan Cukai Bandar Lampung Herianto masih belum bisa memberikan keterangan atas penyegelan 1 tricon container US Army berisi senjata tersebut.

2. Kontainer Sempat Disegel

Kontainer sempat disegel oleh pihak pelabuhan. Sebab, senjata yang berada di dalam Tricon Container US Army itu tidak masuk dalam manifes kapal.

ADVERTISEMENT

"Kontainer berisikan senjata barang tersebut tidak masuk dalam manifes kapal, seperti penumpang, barang bawaan, dan peralatan," kata Supervisor Humas dan Pelayanan Pelanggan Pelindo II Panjang Lampung, Frans Rahardian.

Menurut dia, apabila kontainer senjata-senjata tersebut tidak ada manifesnya, terdapat sejumlah kemungkinan seperti melakukan administrasi ulang atau dipulangkan ke negara asalnya.

"Jadi, saya tekankan senjata-senjata hanya tidak ada manifesnya saja. Saat ini barang-barang sedang di urus oleh pihak TNI AD. Terkait dengan hasilnya bagaimana kami juga masih menunggu dari Korem," ujar Frans.

Hal senada juga dikatakan Manajer HSSE Pelindo Regional II Panjang, Adhi Nugroho, mengatakan barang-barang yang tidak terdaftar di manifes tersebut masih disegel. Senjata itu belum bisa dibawa ke tempat pelatihan.

"Dalam rangka proses pengecekan, setelah dilakukan pengecekan baru bisa dikirim ke tempat pelatihan, dalam proses pengecekan ini barang-barang yang tidak ada di manifes ini disegel," ujar Adhi saat dihubungi detikcom.

Simak Video: Panglima TNI Ungkap Kontainer Disegel Pelabuhan Panjang Berisi 618 Senjata

[Gambas:Video 20detik]



3. Senjata untuk Latihan

Korem 043/Garuda Hitam (Gatam) Lampung mengatakan satu kontainer berisikan senjata itu untuk kegiatan latihan bersama Garuda Shield di Pusat Pelatihan Tempur (Puslatpur). Eva juga menegaskan kegiatan latihan bukan pertama kali dilakukan.

"Senjata-senjata itu akan digunakan untuk latihan dalam kegiatan Garuda Shield sehingga dilakukan pendataan dan pencocokan sebelum dibawa ke Puslatpur," kata Kepala Penerangan Korem 043/Gatam Mayor Cpm Eva Y Kamal seperti dikutip dari Antara News, Minggu (24/7).

Perihal terdapat permasalahan dalam kelengkapan dokumen senjata-senjata itu, Eva mengatakan bahwa yang memiliki kewenangan menjelaskan hal tersebut dari Puspen TNI.

"Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen kontainer tersebut karena memang harus tetap pengecekan dan pemeriksaan, baik saat berangkat maupun sampai di lokasi tujuan, dan tentunya sudah ada petunjuk perintah dari pusat," ujar Eva.

4. Satu Kontainer Isi 618 Senjata

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kemudian buka suara terkait kontainer berisi senjata yang disegel itu. Andika membenarkan jika senjata itu belum dimasukkan ke dalam izin keamanan oleh AS.

"Senjata yang belum masuk dalam daftar security clearance request ya permintaan security clearance itu senjata perorangan semua jumlahnya 618," kata Andika di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (24/7).

Andika menyebut senjata itu akan digunakan untuk latihan gabungan Garuda Shield. Sebanyak 1.125 personel militer AS.

Andika juga menyebut ada sejumlah helikopter yang sudah datang untuk latihan gabungan. Di antaranya helikopter hingga having kendaraan darat. Kendaraan militer termasuk helikopter ini sudah datang dan masuk ke manifes.

"Jadi yang sekarang sudah datang di Pelabuhan Panjang itu ada 11 helikopter, 4 jenis APC yang kita punya heli serang, 7 heli blackhawk, 4 satuan penembakan untuk artileri medan roket sistem yang kalo di kita astros," ujarnya.

"Kemudian ada juga 3 satuan tembakan untuk artileri medan yang kalibernya 105. Datang juga 41 having kendaraan darat. Kemudian mereka juga ada beberapa alat berat, trailer, truk, semua sudah tiba termasuk senjata tadi," ujar Andika.

5. Bukan Senjata Ilegal

Lebih lanjut, Andika juga memastikan senjata-senjata itu bukan ilegal. Andika juga mengatakan ada miskomunikasi di lapangan.

"Jadi yang kemudian kemarin di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung itu adalah miss. Tetapi itu bukan sesuatu yang kemudian menjadi ilegal. Itu yang kita klarifikasi. Karena memang tugas dari perwakilan negara asing militer negara asing yang akan menjelaskan. Kita mengkonfirmasi apakah ini masuk dari perangkat material dari militer. Kalau iya kita buatkan approval-nya," jelas Andika.

Andika menjelaskan, pemberian security clearance selalu dilakukan. Bahkan, kata Andika, mekanisme untuk kedatangan dari luar negeri yang tidak terjadwal juga dilakukan.

"Jadi proses dan mekanisme pemberian security clearance ini sudah selalu kita lakukan bahkan untuk kedatangan yang tidak terjadwal itu ada mekanisme. Nggak ada jadwal, nggak rencana tetap, bisa asal kita juga verify atau kita konfirmasi," ujar Andika.

Dia menyatakan peristiwa yang terjadi di Lampung merupakan kesalahpahaman di lapangan. Namun hal itu sudah diselesaikan dengan mengkonfirmasi langsung ke perwakilan Amerika di Indonesia.

"Jadi proses kemarin itu miss di bawah tapi di pihak mereka, yang sebetulnya tidak ada masalah. Karena segera kita konfirmasi ke perwakilan militer dari Amerika., dalam hal ini di kantor atas pertahanan, khususnya yaitu office of the defence cooperation," ungkap Andika.

Untuk diketahui, sebelum disegel, senjata tersebut sempat diperiksa oleh Bea Cukai dan sebagian ditemukan tidak terdaftar di manifes sehingga senjata tersebut akan dilakukan manifes ulang. Pelindo II juga memastikan senjata ini bukan senjata impor.

"Jadi sebenarnya di klarifikasi, bukanlah senjata impor, itu adalah alat pendukung latihan bersama antara TNI AD dan Garuda Shield yang dilakukan setiap tahun secara rutin. Nah cuma ada dari sebagian alat tersebut ternyata tidak tercantum dalam manifes, otomatis dilakukan prosedur manifes ulang oleh Bea Cukai," kata Manajer HSSE Pelindo regional 2 Panjang, Adhi Nugroho terpisah.

Setelah dinyatakan tidak terdaftar di manifes, senjata tersebut di manifes ulang dan diproses di Bea Cukai karena tidak terdaftar.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads