Kecelakaan maut di Cibubur, Bekasi, menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Kecelakaan itu hingga kini masih berbekas di hati keluarga korban.
Bayu (33), anak pertama dari Siti, salah satu korban tewas dalam kecelakaan itu menceritakan awal mula truk tangki Pertamina itu menyeruduk mobil yang ditumpangi ibunya. Di dalam mobil itu, Siti bersama suaminya.
Bayu menceritakan mobil yang ditumpangi ayah dan ibunya itu berhenti di lampu merah di Jalan Transyogi, Cibubur, Bekasi, sekitar pukul 15.30 WIB, Senin (18/7). Saat itu mobil berhenti karena lampu merah menyala. Bayu menceritakan kejadian ini berdasarkan penuturan sang ayah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu mobil berhenti di tengah lampu merah," ucap Bayu kepada wartawan saat ditemui wartawan di rumah duka Siti di Limus Prtama Regency, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa (19/7/2022).
Bayu mengatakan ketika mobil yang ditumpangi orang tuanya berhenti, tiba-tiba truk tangki Pertamina menghantam mobil itu. Selepas itu truk tangki tersebut turut menabrak sejumlah kendaraan lain yang ada di sekitar lokasi.
"Pas baru berhenti di depan langsung dihantam dari belakang sisi kiri. Langsung labas lurus terus ke ojol kena motor-motor juga," kata Bayu.
Sang Ibu Meninggal Dunia
Akibat kecelakaan ini, Ibu Bayu, Siti, mengalami luka parah di bagian kepala. Sedangkan ayahnya mengalami luka ringan di bagian kaki.
"Bagian atas mata kiri, sobek sampai berapa senti, kaya tengkoraknya itu ada yang maju sama mundur. Bapak luka di kaki," jelas Bayu.
Bayu menyebut ibunya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Permata Cibubur seusai kecelakaan tersebut. Namun, belum sampai di rumah sakit sang ibu meninggal dunia.
"200 meter sebelum sampai rumah sakit sudah dikabarin meninggal," ujar Bayu.
Kecelakaan itu menyisakan duka bagi Bayu dan keluarga. Hingga kini dia masih merasa terkejut insiden itu sudah merenggut nyawa ibunya.
"syok sedih, beda kalau orang meninggal karena sakit sebelumnya, karena kan kerasa kehilangan," tuturnya.
Lebih lanjut Bayu mengatakan ibunya akan dimakamkan siang ini di dekat kediamannya. Menurut Bayu, pihak Pertamina sudah berkoordinasi dengan keluarganya pasca kecelakaan tersebut.
"Udah ada (koordinasi dengan Pertamina), nanti juga katanya ada yang mau datang ke sini. Tadi malam udah datang, tapi waktunya nggak tepat untuk ketemu," paparnya.
Bayu turut mengomentari perihal adanya lampu merah di sekitar lokasi kecelakaan. Dirinya mengungkapkan lampu merah itu disinyalir menjadi salah satu biang penyebab kecelakaan maut tersebut.
"Lampu merah, penyebabnya. Lampu merah baru, dibuat untuk kepentingan pribadi perumahan. Malam tadi juga ada kejadian tabrakan di sana sekitar jam 10," ungkapnya.
Sebelumnya, sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan yang melibatkan truk tangki Pertamina di Jalan Transyogi, Bekasi, Jawa Barat. Kecelakaan itu disebabkan oleh truk tangki Pertamina yang diduga mengalami rem blong hingga menabrak sejumlah pemotor dan mobil yang ada di lokasi pada Senin (18/7) sore kemarin.
Dua di antaranya adalah seorang prajurit TNI AL bernama Pelda Suparno (51) dan istrinya, Priyastini (50). Priyastini juga bekerja di institusi TNI AL sebagai PNS.
Polisi masih menyelidiki kecelakaan maut ini. Dugaan sementara penyebab kecelakaan akibat rem truk Pertamina mengalami blong.
(rak/zap)