.webp)
Ibu Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Rosti Simanjuntak, meratapi kepergian putranya untuk selama-lamanya. Rosti mengatakan Brigadir Yosua selama ini berjuang untuk meninggikan namanya.
Dilansir dari detikSumut, Sabtu (16/7/2022), Rosti meratapi kepergian Brigadir Yosua di samping peti jenazah. Momen itu direkam adik Rosti, Rohani Simanjuntak, lewat siaran langsung Facebook-nya pada 11 Juli 2022.
Dalam video itu, Rosti bicara dalam bahasa Batak. Rohani telah mengizinkan ucapan Rosti untuk dikutip dalam berita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosti awalnya mengenang ajakan anaknya, yang merupakan sopir istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, untuk ke Jakarta bertemu dengan atasannya itu. Namun Rosti menolak karena malu merasa sebagai orang miskin.
"Kubeli pun tiketmu kau bilang, Nak, kujawab waktunya nggak bisa, Nak. Terus kau berkata Bapak sama Ibu pengin melihat Mamak," katanya menirukan dialog bersama anaknya waktu itu. Ucapan telah diterjemahkan dari bahasa Batak ke bahasa Indonesia.
"Tetapi kujawab, malu aku, Nak, kita orang miskin. Kita orang miskin," katanya sembari meneteskan air mata.
Rosti merasa menyesal tak bisa memenuhi ajakan anaknya itu. Dia mengatakan Brigadir Yosua selama ini berjuang untuk meninggikan namanya. Brigadir Yosua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7). Kasus tersebut kini diusut oleh tim khusus yang dibentuk Kapolri.
"Orang yang menderita ini, anakku yang tahu diri ini. Karena penderitaan inilah anakku berjuang agar ada meninggikan namaku. Tetapi pada akhirnya kau meninggal. Menjerit histeris kau, Nak, entah apa yang dipikirkan orang jahat itu yang tidak bisa melihat anakku berhasil," ujarnya.
Simak berita selengkapnya di sini.
Simak Video 'Jejak Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam':
