Pemimpin negeri merupakan faktor yang menentukan untuk mencapai cita-cita bangsa. Negeri yang damai, tenteram dan sejahtera merupakan mimpi semua warga negaranya. Oleh karena itu seorang pemimpin muslim diserukan dalam ajaran Islam adalah, berlaku adil.
Dalam firman-Nya surah an-Nisa ayat 58, Allah Swt. berfirman, " Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan ( menyuruh kamu ) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Ayat ini jelas sekali merupakan perintah Allah Swt. untuk berlaku adil. Al-Baidhawi mengatakan, " Hendaknya kamu sekalian ( para pemimpin muslim ) memerintah dengan objektif dan kesamaan derajat, tidak membedakan di antara mereka, ketika kalian menentukan antara orang yang dipaksa untuk menerima kekuasaanmu ataupun yang memang menerima pemerintahanmu."Sedangkan ar-Razi mengatakan, " Para ulama bersepakat bahwa yang menjadi pemimpin diharuskan memerintah dengan adil,"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perintah berlaku adil juga terdapat beberapa surah lainnya seperti pada an-Nahl ayat 90, al-An'am ayat 152 dan dalam surah Shaad ayat 26 yang berbunyi, " Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah."
Dalam ayat terakhir ada peringatan untuk tidak mengikutkan hawa nafsu dalam memimpin. Nafsu ini berat sekali untuk mengatasinya saat seseorang memegang kekuasaan. Nafsu yang timbul biasanya ingin menunjukkan dirinya ( agar dihormati ) sehingga dia lupa dengan menumpuk barang-barang mewah, berprilaku layaknya seorang kaya raya. Nafsu juga mengaburkan antara yang hak mapun yang batil, ini sering terjadi seperti conflict of interest dianggap biasa sehingga dia ( pemimpin ) bisa mengeruk keuntungan maupun sumber-sumber daya milik negara.
Ingatlah nasihat para ulama bahwa, hawa nafsu akan membahayakanmu sehingga kamu disesatkan dari jalan yang benar dan diridhai Allah Swt. Keadilan juga wajib diberlakukan meskipun dia adalah musuh ( merupakan perintah-Nya dalam surah al-Maidah ayat 8 ), ini merupakan salah satu kelebihan ajaran Islam.
Disamping seruan berlaku adil bagi seorang pemimpin, juga diperingatkan jika berlaku zalim akan diberikan hukuman berupa azab yang pedih. Allah Swt. berfirman dalam surah asy-Syura ayat 42, " Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. " disusul dengan surah al-Qashash ayat 59 yang berbunyi, " Dan tidak pernah ( pula ) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman."
Maksud dari kedua ayat di atas, menunjukkan seorang pemimpin itu ada tanggung jawab yang besar bukan kenikmatan duniawi. Jika berbuat zalim, akan diberi azab yang pedih. Saat ini di dunia mulai marak LGBT dengan alasan hak asasi, di tanah negeri ini tidak ketinggalan ada pengibaran bendera dan lain lain. Perbuatan ini menurut penulis termasuk dalam tindakan " zalim." Dan sangat penting sebagai warga negara yang baik, maka kita ikuti azas dalam memberikan nasihat maupun saran kepada pemerintah.
Keadilan juga menyangkut persamaan di hadapan hukum. Adapun contoh dan perintah dalam hal ini dapat dilihat dari surat Amirul Mukminin Umar bin Khatab kepada Abu Musa asy-Asy'ari, " Samakan derajat manusia dalam pandanganmu, keadilanmu dan majelismu, sehingga seorang yang mulia tidak mengharapkan keringanan darimu dan seorang yang lemah tidak berputus asa akan keadilanmu."
Adapun keadilan dalam pembangunan, menurut Ibnu Khaldun, " Ketahuilah bahwa kelaliman terhadap masyarakat dalam perekonomiannya akan menghilangkan harapan untuk berusaha dan mendapatkan hasil usahanya karena mereka memandang tujuan dan nasib usahanya berada di tangan pemerintah."
Penguasaan lahan yang berlebihan oleh kelompok usaha tertentu, penguasaan sumber enegi dan kesempatan berusaha yang timpang akan membuat warga negara ada yang terpinggirkan. Kesempatan berusaha itu merupakan dambaan bagi wirausaha, permodalan merupakan faktor penting. Keadilan dan kesamaan memperoleh akses permodalan ini dirasakan masih jauh seimbang, karena ada perbedaan yang menyolok antara pihak konglomerasi dan usaha kecil. Keberpihakan pemerintah sangat diperlukan untuk menumbuhkan usahawan dan mendorong usaha kecil menengah menjadikan seimbang dalam perlakuan. Keadilan dalam pembangunan ini, penulis tekankan memerlukan keberpihakan bagi penguasa pada warganya sehingga diharapkan ada keseimbangan, karena ketimpangan akan memerlukan ongkos sosial yang mahal.
Negeri ini mempunyai sumber daya yang banyak sehingga memerlukan pengelolaan yang efisien dan berkeadilan. Semoga Allah Swt. selalu memberikan bimbingan dan perlindungan-Nya untuk para pemimpin dan rakyatnya, agar cita-cita menjadi negeri damai akan terwujud.
Aunur Rofiq
Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
Simak Video 'Panen Berlimpah Melon Inthanon di Ponpes Solo':