Elite Partai Demokrat (PD) Kamhar Lakumani menanggapi respons dingin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal penjajakan kerja sama kedua partai menjelang Pilpres 2024. Kamhar berbicara kesamaan PDIP dan Demokrat.
"Partai Demokrat senantiasa terbuka untuk membangun komunikasi politik dengan partai mana pun, termasuk dengan PDIP. Sikap dan pandangan ini telah ditegaskan Mas Ketum AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) bahwa Partai Demokrat tak memiliki hambatan dan kendala termasuk beban masa lalu untuk membangun komunikasi dan silaturahmi dengan parpol mana pun," kata Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).
Menurut Kamhar, komunikasi politik lintas partai menjadi penting dalam merespons kompleksitas persoalan bangsa. "Komunikasi politik lintas partai menjadi penting, apalagi merespons kompleksitas persoalan bangsa yang begitu tinggi. Berdiskusi dan bertukar pikiran antarpimpinan partai politik menjadi penting dan relevan untuk memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamhar kemudian mengungkapkan PD dan PDIP memiliki pengalaman yang sama. Kamhar mengatakan keduanya berpengalaman memimpin pemerintahan dan sama-sama pernah menjadi oposisi.
"Apalagi Partai Demokrat dan PDIP punya pengalaman yang sama, sama-sama berpengalaman mengemban mandat rakyat memimpin roda pemerintahan dan sama-sama pula berpengalaman berada di luar pemerintahan sebagai oposisi," ujarnya.
Kamhar mengaku tak memusingkan pernyataan Hasto. Kamhar menilai komunikasi yang produktif harus dibangun di atas prasangka baik.
"Terkait argumentasi Mas Hasto, silakan saja beliau memberikan penjelasan terkait rencana silaturahmi tersebut sesuai tafsirnya. Kami berpandangan komunikasi yang produktif dan sehat harus dibangun di atas prasangka baik dan niat baik untuk kebaikan, apalagi menyangkut bangsa dan negara, bukan sebaliknya," ujarnya.
Respons Dingin PDIP
Diberitakan sebelumnya, Hasto Kristiyanto mengatakan sikap PD jauh dari kenyataan. Hasto menanggapi Demokrat yang mengaku siap menjalin komunikasi dengan PDIP.
Hasto mulanya mengatakan pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada 2020--seperti diungkit Demokrat--merupakan tugas komunikasi politik yang dijalankan Puan selaku Ketua DPR. Menurut Hasto, komunikasi politik antara PDIP dan PD dilakukan dalam konteks kerja-kerja parlemen terkait kebijakan pemerintahan negara.
"Mbak Puan selaku Ketua DPR RI memang menjalankan komunikasi politik dengan seluruh elemen bangsa, termasuk seluruh ketua umum partai politik," kata Hasto.
Saat ditanya apakah PDIP masih menutup pintu berkoalisi dengan PD, Hasto justru mengirim suatu artikel yang berisi pernyataan PD. Dalam artikel itu, PD menyebut masyarakat kecil banyak menjerit dan menangis saat PDIP berkuasa.
Lebih lanjut, Hasto mengulas disertasi doktoralnya yang dia sebut mengkaji soal kebijakan luar negeri dan pertahanan saat negara dipimpin oleh kader PDIP dan saat dipimpin SBY. Menurut dia, ada perbedaan yang fundamental di antara keduanya.
"Di dalam disertasi doktoral saya, juga saya kaji secara akademik, perbedaan fundamental kebijakan luar negeri dan pertahanan ketika dipimpin oleh kader PDI Perjuangan dengan ketika dipimpin oleh Pak SBY. Nampak ada perbedaan fundamental," katanya.
Dia menambahkan, ada kajian akademik oleh mahasiswa yang menunjukkan ada perbedaan kebijakan pimpinan Presiden SBY dan Presiden Jokowi. "Sementara itu, beberapa mahasiswa yang mengkaji secara akademik perbedaan kebijakan antara Presiden SBY dan Presiden Jokowi saat ini masih berlangsung. Semua menggunakan metodologi penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan kebenaran ilmiahnya," ujar dia.
Berdasarkan hal itu, Hasto menekankan kerja sama antarparpol membutuhkan kesesuaian dari segi ideologi, historis, platform partai, dan agenda strategis partai terhadap bangsa.
"Dengan demikian, kerja sama parpol harus melihat aspek ideologi, historis, platform partai dan juga agenda strategis partai terhadap bangsa dan negara," katanya.
(fca/gbr)