Denpasar - Silang pendapat mewarnai penerbitan majalah Playboy Indonesia di Bali. Kaukus Pemuda Bali (KPB) meminta agar pihak-pihak yang bertentangan memahami persoalan dengan jernih sehingga tidak menimbulkan konflik."Kita menolak penerbitan majalah Playboy Indonesia di Bali. Wajar ada wacana penolakan, tetapi kita harus bijak memahami persoalan ini," kata koordinatornya I Wayan Mahardika dalam jumpa pers di Kafe Sentigi, Jalan Bedugul, Denpasar, Jumat (16/6/2006).Mahardika mengatakan, isi majalah Playboy hingga edisi kedua ini tidak bertentangan dengan hukum dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama dan budaya Bali.Mahardika menilai ada pihak yang beranggapan Playboy bermakna pornografi. "Playboy yang dianggap oleh umum sebagai pornografi, kami tidak menyatakan seperti itu. Silakan diteruskan asalkan tidak merusak nilai-nilai agama dan budaya Bali," katanya.Sementara anggota KPB lainnya Wayan Semara Cipta menilai isi majalah Playboy lebih sopan dibandingkan dengan majalah-majalah lain yang beredar Indonesia. Ia pun mendesak pemerintah harus mengawasi dengan ketat dan mengatur sistem distribusi majalah Playboy sehingga tidak jatuh ke tangan anak-anak.
(sss/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini