Balita Busung Lapar Turun dari 8,8% Jadi 6,1%
Jumat, 16 Jun 2006 17:58 WIB
Jakarta - Tahun ini angka balita busung lapar turun jadi 6,1% dari sebelumnya mencapai puncak 8,8% pada tahun 2005 dan 8,3% tahun 2003. Pemerintah akan terus berupaya mengurangi kasus busung lapar ini. "6,1% balita mengalami malnutrition. Kalau dibandingkan dengan 2003 ya turun," ujar Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, dalam jumpa pers di Departemen Kesehatan RI, jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (16/6/2006).Menurut Menkes, busung lapar merupakan masalah laten di Indonesia. Sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu. "Busung lapar itu selalu ada, sudah berpuluh-puluh tahun. Dan sekarang kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya jauh lebih berkurang. Tapi belum bisa dinolkan," ujar Siti Fadillah Supari.Busung lapar sulit dihilangkan di Indonesia karena disebabkan oleh beberapa hal yang saling berkaitan. "Satu kemiskinan. Busung lapar itu cerminan dari kemiskinan yang panjang. Kedua, tidak miskin tetapi tidak tahu bagaimana cara memberikan makan dengan baik. Ketiga, mereka punya makan tapi anaknya sakit, misalkan sakit bawaan. Misalkan sakit jantung bawaan, si anak bisa kurus banget," tutur Siti.Untuk mengatasi busung lapar dan gizi kurang ini, Depkes sudah bekerjasama dengan posyandu-posyandu dan LSM-LSM untuk mengatasi masalah menahun ini. Selain membantu penyebaran makanan tambahan untuk balita, juga dilengkapi dengan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat."Dengan posyandu-posyandu dan LSM-LSM yang menerjunkan diri untuk menolong orang-orang busung lapar, insya Allah akan jauh berkurang," jelas Siti.
(asy/)