Putri Candrawati, istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, menjalani trauma healing dengan pendampingan psikolog Novita Tandry. Novita mengungkapkan, Putri menangis terus-menerus saat menceritakan kembali peristiwa baku tembak di rumahnya pada Jumat (10/7/2022) lalu itu.
"Terus-menerus menangis, karena harus menjelaskan apa yang terjadi. (Kejadian penembakan) diceritakan (oleh Putri), tapi tidak tuntas dan akhirnya saya menyetop," ujar Novita saat dihubungi detikcom, Rabu (13/7).
Selama 1,5 jam konseling, Putri terlihat begitu trauma. Apalagi Putri menjadi saksi kunci dalam peristiwa penembakan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya baru bertemu semalam, konseling selama 1,5 jam. Beliau ya benar-benar dalam kondisi trauma. Dampak psikologis besar sekali, apalagi menjadi saksi saat penembakan tersebut," tuturnya.
Selain itu, Novita melaporkan Putri mengalami depresi seusai insiden tersebut. Depresi itu, menurut Novita, akan diatasi dengan pendampingan trauma healing.
"Kaget, syok, marah, depresi, ini yang sedang dialami Ibu Putri. Tapi ini bisa dari depresi bisa marah lagi itu bolak-balik, sampai nanti semua trauma healing-nya prosesnya sampai akhir," jelasnya.
Lebih lanjut Novita menyebut dirinya akan melakukan pendampingan psikologis lanjutan terhadap Putri. Sebab, trauma yang dialami Putri turut bisa berdampak kepada anak-anaknya.
"Ada, akan dilakukan secara intensif. Ibu yang mengalami trauma seperti ni, keadaan emosi yang tidak stabil tentunya anak-anak akan memberikan pengaruh kepada keempat anak," tuturnya.
Kapolri Minta Kelompok Rentan Dilindungi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ingin kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat (Brigadir Yosua) diselidiki hingga tuntas. Sigit juga ingin hak asasi manusia (HAM) korban dilindungi.
"Dan tentunya kita harus melindungi terhadap kelompok rentan, dalam hal ini yang saat ini kebetulan menjadi korban. Dan tentu kaidah-kaidah harus kita jaga, menjunjung HAM dan UU," kata Sigit dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7).
Dia mengatakan telah membentuk tim khusus (timsus) untuk mengusut kasus yang terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ini. Timsus itu terdiri atas Wakapolri, Kabareskrim, Irwasum, hingga Provos.
Timsus ini juga melibatkan pihak eksternal, yakni Komnas HAM dan Kompolnas.
"Diharapkan kasus ini bisa dilaksanakan transparan, objektif, dan tentunya karena khusus menyangkut anggota, kami ingin peristiwa yang ada menjadi terang," kata Sigit
Simak video 'Keluarga Ungkap Sederet Kejanggalan Kondisi Jenazah Brigadir J':
(mea/fjp)