Waket MPR Ingatkan Pentingnya Pancasila untuk Hadapi Era Metaverse

Dea Duta Aulia - detikNews
Rabu, 13 Jul 2022 16:55 WIB
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengajak mahasiswa untuk memperkuat iman politik dengan ideologi nasional Pancasila. Sebab pada era metaverse akan ada tiga gelombang perkembangan masyarakat yang mesti dihadapi agraris, industri, dan informasi yang menghadirkan sisi positif serta negatif tersendiri.

Hal tersebut disampaikan olehnya saat menjadi pembicara bertajuk 'Metaverse: Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi di Era Industri 5.0' di Kampus Institute Teknologi Nasional, Malang, Jawa Timur, Rabu (13/7/2022).

"Jika di metaverse pengguna dapat melakukan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli properti digital bahkan rapat akbar, maka siapa berani menjamin metaverse tidak mereka gunakan sebagai ruang 'terbuka maya' untuk menyebarkan ideologi transnasionalisme?" kata Basarah dalam keterangannya, Rabu (13/7/2022).

Ia menjelaskan, era Internet of Thing (IoT) membuat masyarakat bisa melakukan banyak hal dengan teknologi internet. Serta kehadiran metaverse memberikan ruang baru bagi masyarakat modern untuk berkumpul dan berkomunikasi di dunia digital.

"Banyak peneliti dan ilmuwan mengingatkan tentang munculnya persoalan-persoalan yang jauh lebih besar di dunia digital dengan kehadiran metaverse, termasuk menjadikan metaverse sebagai markas kelompok teroris di masa depan akibat interaksi yang lebih nyata dengan peraturan perundang-undangan yang masih sangat longgar," ujar Ahmad Basarah.

Ahmad Basarah mengatakan, dari sisi negatif, kehadiran metaverse bisa membuat penyebaran paham ideologi yang bertentangan dengan Pancasila bisa lebih massif. Oleh karena itu, perkuat diri dengan pemahaman ideologi Pancasila merupakan hal yang harus dilakukan.

"Dalam konteks inilah saya mengingatkan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai dasar 'iman politik bernegara' dalam kehidupan berbangsa. Kalau iman aqidah itu kepada Tuhan masing-masing, tapi urusan bernegara sejak negeri ini merdeka semua sepakat iman politik bernegara kita adalah Pancasila. Karena itu, harus ada kepercayaan dan keyakinan terhadap kebenaran rasionalitas nilai-nilai Pancasila. Setelah percaya dan yakin, dilanjutkan dengan pemahaman, penghayatan Pancasila kemudian diamalkan," katanya.

Ia turut mengingatkan mahasiswa untuk berterima kasih kepada pendiri bangsa. Sebab para pendiri bangsa tidak hanya berhasil mengusir penjajah, namun mereka turut mewariskan ideologi Pancasila yang mampu menjaga keutuhan bangsa.

"Karena itu, kita patut berterima kasih para pendiri bangsa karena tidak saja membuat negara ini merdeka dengan mengusir penjajah tapi juga mewariskan Pancasila ideologi yang menyatukan kita sebagai bangsa. Agar ketahanan nasional kita kokoh dan kuat, maka kita harus memahami dan kembali kepada jati diri ideologi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara kita," ujarnya.

Belajar sejarah bangsa Indonesia juga perlu dilakukan untuk memperdalam pemahaman tentang ideologi Pancasila. Ia menjelaskan dengan mempelajari sejarah maka akan dengan mudah untuk memahami proses pembentukan, perumusan, dan kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara.

"Dengan belajar sejarah kita akan memiliki pedoman bernegara agar tidak tergelincir di masa yang akan datang," tutupnya.

Simak Video 'Prabowo: Begitu Kita Tinggalkan Pancasila, Negara Ini Akan Bubar':






(fhs/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork