Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengambil sampel air Kali Baru Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim). Uji laboratorium sampel air kali tersebut akan keluar sekitar 2 pekan nanti.
"(Terkait uji sampel air akan keluar) 12 hari kerja ya analisa lab-nya," kata Subkoordinator Urusan Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Dinas LH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, Selasa (12/7/2022).
Pengambilan sampel itu dilakukan petugas DLH DKI Jakarta pada Senin (11/7) kemarin. Sampel air itu diambil setelah banyak ikan di kali tersebut ditemukan mati mengambang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampel air itu kita kirim ke laboratorium daerah punya DLH juga untuk dilakukan analisa sehingga kita bisa menyimpulkan sumber pencemarannya," katanya.
DLH DKI Jakarta tak ingin cepat-cepat menarik kesimpulan atas kematian massal ikan tersebut. Yogi mengatakan dugaan penyebab matinya ikan-ikan itu akan disampaikan setelah hasil uji laboratorium keluar.
"Nanti dari hasil lab tersebut kita bisa tahu sumbernya dari mana. Jadi sampai saat ini kita belum dapat pastikan itu disebabkan oleh jeroan hewan kurban dan lain sebagainya," ujar dia.
Kabar Ikan Mati Massal Akibat Limbah Jeroan
Yogi juga merespons soal kabar kasus ikan-ikan di Kali Baru mati massal akibat keracunan limbah jeroan hewan kurban. Dia mengatakan dugaan tersebut belum dapat dibuktikan.
"Kemudian ada dugaan ikan-ikan itu mati karena banyaknya sampah jeroan hewan kurban yang dibuang ke sungai karena sehari sebelumnya bertepatan dengan hari pertama Idul Adha. Itu juga belum dapat kita simpulkan karena kita belum mendapat hasil labnya," kata dia.
![]() |
Sempat juga beredar kabar bahwa peristiwa serupa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, tak jauh dari hari Idul Adha. Namun dia mengatakan peristiwa serupa belum pernah terjadi.
"Untuk Idul Adha sebelumnya, ini belum pernah terjadi, kami baru dapat laporan ini kemarin pada Senin, bertepatan sehari setelah Idul Adha. Sebelum-sebelumnya belum pernah terjadi laporan seperti ini yang bersamaan dengan pelaksanaan idul kurban," kata dia.
Yogi mengatakan ikan sapu-sapu efektif untuk membersihkan perairan karena ikut mendekomposisi perairan. Selain itu, ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan kandungan oksigen rendah.
Matinya ikan sapu-sapu ini mengindikasikan air di Kali Baru tercemar. Namun dia mengatakan DLH masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian massal ikan tersebut.
"Ikan sapu-sapu ini termasuk ikan yang tahan untuk kadar oksigen rendah. Ketika ikan sapu-sapu ini mati, bisa dipastikan kadar oksigennya rendah sekali sehingga memang bisa pastikan terjadi pencemaran. Namun itu perlu kita uji di laboratorium. kita juga melakukan pengujian sampel air tersebut untuk parameter BOD atau kandungan oksigen dalam air tersebut," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Karyawan Joget Dekat Kandang Orang Utan, Serulingmas Zoo Minta Maaf':
Viral Ikan-ikan Mati di Kali Baru Kramat Jati
Sebelumnya, beredar video ikan-ikan di Kali Baru, Kramat Jati, Jaktim mati massal. Belum diketahui penyebab mati massal ikan-ikan itu.
Dalam video beredar, tampak ikan-ikan mati mengambang mengikuti arus kali. Ikan sapu-sapu itu disebut mati akibat tercemar limbah.
Ikan itu ditemukan bersama limbah jeroan hewan kurban. Limbah jeroan itu diduga memicu ikan-ikan keracunan hingga akhirnya mati.
"Pas kita kerja kita lihat ikan pada 'ngambang' semua berbarengan sama jeroan, jeroan sapi, jeroan kambing," kata Petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Ikhsan Nasution, seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan pertama kali menemukan ikan-ikan tersebut mati di saringan air Cililitan pada Senin (11/7), pukul 07.00 WIB. Menurutnya, kasus serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu yang juga bertepatan dengan momen Idul Adha.
(jbr/imk)