Potongan video sepanjang 9 detik berisi ucapan pemimpin Ponpes Shiddiqiyyah KH Muhammad Mukhtar Mukthi yang bicara 'kekerasan lawan kekerasan' beredar di media sosial. Setelah ditelusuri, potongan video itu merupakan bagian dari ceramah panjang Kiai Mukhtar yang juga merupakan ayah dari tersangka kasus pencabulan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi.
Ucapan Kiai Mukhtar Mukthi itu ramai di media sosial, salah satunya dikomentari oleh Denny Siregar yang heran dengan ucapan Kiai Mukhtar Mukthi, seperti dilihat pada Jumat (8/7/2022). Denny Siregar mempertanyakan sosok Kiai Mukhtar Mukthi.
Berdasarkan penelusuran, ucapan Kiai Mukhtar Mukthi itu merupakan bagian ceramah acara Mauidloh Chasanah Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Syeikh Mukhtarulloh Almujtaba Doa Bersama yang digelar 20 Januari 2022 dan diunggah akun YouTube OPSHID MEDIA. Jadi momen dalam video itu, tidak terjadi pada beberapa hari terakhir, seperti yang dinarasikan sejumlah netizen. Durasi ceramah yang terekam dalam video tersebut sepanjang 1 jam 13 menit. Sebelum bicara 'kekerasan lawan kekerasan' Kiai Mukhtar Mukthi bicara soal kriminalisasi Ponpes Shiddiqiyyah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru ada berita saja Pondok Shiddiqiyyah dikriminalkan, dateng berbondong-bondong, siapa yang akan mengkriminalkan Pesantren Shiddiqiyyah? Apa jadi pesantren kriminal ta? Nggak ada. Opo maneh ada kejadian paksa, berita saja sudah berbondong-bondong. Saya tidak kepengin masalah itu. Harus tentram, tentram, sehat, rukun, jangan utik-utik Shiddiqiyyah," kata Kiai Mukhtar Mukthi.
Dalam video itu, Kiai Mukhtar Mukthi juga menepis anggapan bahwa dirinya banyak dipengaruhi oleh sang istri. Kiai Mukhtar Mukthi mengaku akalnya masih sehat dan tidak dipengaruhi oleh istrinya.
"'Ah istrinya itu, (mursyid) dipengaruhi. Mursyid dipengaruhi istrinya'. Nggak ada mursyid itu dipengaruhi! Sampai istrinya, nggak bisa mengaruhi saya! Wong saya itu mursyidnya wong jutaan, kok banyak dipengaruhi, dianggap rame, dianggap akal pikir saya itu buntu ta? Nggak ada yang memengaruhi saya itu. Nggak ada," ujarnya.
Sebagai pemimpin tertinggi Ponpes Shiddiqiyyah, Kiai Mukhtar Mukthi mengatakan dirinya tak bisa dipengaruhi oleh siapapun. Keluarganya pun, kata Kiai Mukhtar Mukthi, tak akan bisa mempengaruhi dirinya.
"Karena itu mursyid tarekat Shiddiqiyyah, Indonesia, punya pengikut jutaan, nggak iso dipengaruhi, sampai keluarga saya mempengaruhi saya, nggak bisa. Saya punya akal, sehat, setiap hari membaca Alquran, sak maknane, sehari-hari itu, saya rekam dalam pikiran saya ini. Nggak gampang dipercaya. Mosok saya dipengaruhi? Ya tidak bisa," ucapnya.
Meski usianya sudah sepuh, apapun tantangan dan masalah dalam hidup akan dihadapi Kiai Mukhtar Mukthi. Bahkan, Kiai Mukhtar Mukthi mempertaruhkan hidupnya.
Simak video 'Drama Penangkapan Mas Bechi hingga Akhirnya Menyerahkan Diri':
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
"Itulah tekad saya. Akan saya hadapi semuanya itu, taruhan hidup saya. Yang saya sudah usia 94 tahun ini. Sudah tua, dikasih kursi roda, tapi semangat saya muda. (Disambut tepuk tangan) Ojok tuwek-tuwek ngelokro. Koyok kerupuk melempem. Harus tegap berani, gitu," sebut Kiai Mukhtar Mukthi.
Setelah menyinggung apapun akan dihadapinya, Kiai Mukhtar Mukthi kemudian bicara 'kekerasan lawan kekerasan'. Ucapan tersebut menjadi tekad Kiai Mukhtar Mukthi apapun risiko yang akan dihadapi nanti.
"Berita lawan berita, pengacara lawan pengacara, kekerasan lawan kekerasan. Nggak usah takut-takut. Ini betul-betul mujahid, pejuang. Indonesia ini nggak ono sing berani membela hak dan kewajiban ini, sudah dikuasai orang lainnya semua ini. Makanya sampai saya ikrorkan apapun risikonya, apapun risikonya. Ini bukan omongan tok, fakta, apapun risikonya kita hadapi," tegasnya.
"Sanggupkah?" tanya Kiai Mukhtar Mukthi yang disanggupi hadirin.
"Begitu. Tidak pengecut itu," imbuhnya.
Dalam ceramah itu, Kiai Mukhtar Mukthi juga membahas hal-hal lain seperti berbicara mengenai ciri-ciri orang munafik. Kiai Mukhtar Mukthi menjabarkan tanda-tanda bagaimana orang yang munafik, dia memberikan istilah 'menyimpan kapur barus dalam lemari, gedabrus nggak mari-mari'. Seluruh sektor menurut Kiai Mukhtar Mukthi sudah terkena gedabrus.
Kiai Mukhtar Mukthi juga bicara soal organisasi keagamaan yang sudah berskala nasional seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Kedua organisasi besar tingkat nasional itu menurut Kiai Mukhtar Mukthi tak terlepas dari Wali Songo. Indonesia, menurut Kiai Mukhtar Mukthi, sejak awal berdiri sudah dikawal dua organisasi tersebut agar selamat.