Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan mengingatkan pemerintah untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok dengan upaya maksimal. Hal ini disebabkan krisis minyak goreng belum berakhir dan ada penurunan Rp 14.000/liter tetapi hanya di kota-kota besar.
Di samping itu, harga ayam, daging, dan cabai juga mengalami kenaikan. Diketahui harga cabai menembus harga Rp120 ribu/kg sepekan terakhir jelang Idul Adha. Harga daging juga mengalami kenaikan nyaris 50 persen dari harga normal Rp 110 ribu/kg menjadi Rp 160 ribu/kg.
"Ini sangat disesalkan karena diikuti banyak komoditas pokok rakyat yang naik di waktu yang nyaris bersamaan. Minyak goreng, daging, dan sekarang cabai. Ini adalah tanggung jawab negara untuk memastikan kebutuhan rakyat terjamin. Saya telah berulang kali mengingatkan pemerintah agar merencanakan pasokan dan ketersediaan pangan rakyat ini dengan baik," kata Syarief dalam keterangannya, Rabu (6/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kelompok yang paling terdampak krisis kebutuhan pokok yang berkepanjangan adalah rakyat berpendapatan menengah ke bawah dan UMKM. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik, Juni 2022 merupakan inflasi tahunan tertinggi sejak Juni 2017, yakni menembus angka 4,35 persen. Hal ini patut diwaspadai sebab harga komoditas dan energi melonjak di tengah ketidakpastian global.
Oleh sebab itu, ia tak mengherankan sebanyak 66,3 persen rakyat dari hasil survei Litbang Kompas pada April 2022 tidak yakin pemerintahan Jokowi mampu mengendalikan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok adalah fakta sebenarnya. Bila dirinci, ada sebanyak 31,8 persen rakyat yang kesulitan membeli barang karena mahal dan langka, 27,6 persen karena mahal, dan 11,6 persen kesulitan karena barangnya langka. Melihat rincian tersebut, terlihat kondisi perekonomian Indonesia semakin hari semakin mencemaskan.
Syarief menganggap fenomena ini terjadi karena perkara keberpihakan. Ia berpendapat masyarakat mampu mencukupi kebutuhan domestik dengan baik jika pemerintah maksimal melakukan upaya kemandirian pangan. Tidak hanya itu, ketersediaan bahan pokok dan stabilitas harga juga bisa dijaga dan dikontrol. Syarief mengungkapkan hal yang bisa menjadi masalah jika pemerintah hanya mengandalkan impor dan sangat bergantung terhadap pasokan dari negara lain.
Kondisi perekonomian Indonesia semakin hari semakin mencemaskan. Seandainya pemerintah berani melakukan afirmasi dan pemberdayaan petani dan nelayan, Syarief percaya negeri ini mampu mencukupi kebutuhan rakyatnya.
"Fungsi negara adalah memastikan kebutuhan pokok rakyatnya terjamin. Jika ada gejolak harga dan kelangkaan barang, maka pemerintah harus melakukan intervensi sampai semua persoalan teratasi, bukan justru menyerahkannya pada mekanisme pasar. Inilah esensi negara kesejahteraan sebagaimana amanat Pasal 33 UUD 1945. Jadi jika pemerintah lepas tangan, gagal fokus, dan tidak peduli dengan pemenuhan kebutuhan pokok warganya, sama saja artinya pemerintah tidak menjalankan amanat konstitusi dengan baik dan konsekuen, " tutup Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.
Simak juga 'Zulhas Sambangi Kantor Mentan: Jangan Sampai Petani Mati karena Impor':