Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menutup Holywings setelah kasus promo miras viral dinilai tepat. Penutupan dinilai keputusan tepat agar masalah sosial terkait viral tersebut tak berlarut-larut.
"Saya kira itu sesuatu yang harus diambil. Saya setuju, itu sudah menyangkut isu yang sensitif," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam diskusi dalam diskusi Total Politik 'Kunjungan ke Rusia-Ukraina Jadi Katrol Survei Jokowi' yang dilihat pada Senin (4/7/2022). Djayadi menjawab pertanyaan apakah langkah penutupan Holywings sudah tepat agar masalah sosial di masyarakat tidak berlarut-larut.
Djayadi mengingatkan kebijakan yang diambil terkait Holywings harus lah berdasar hukum. Dia menilai keputusan yang berdasarkan hukum tidak akan menyulitkan secara politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif Lembaga Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno punya pendapat senada. Namun dia tak setuju jika Holywings langsung ditutup permanen.
"Persepsi itu nggak bisa dihilangkan, tapi itu jelas dan konkret tapi keputusan yang dilakukan oleh anies itu sudah tepat. Sekalipun opsinya ditutup secara permanen itu kurang tepat, misalnya ada peringatan keras dulu," ujar Adi.
Penutupan Holywings di DKI
13 Outlet Holywings di DKI Jakarta ditutup oleh Pemprov DKI. Alasannya, adalah soal izin usaha Holywings yang disebut bermasalah.
"Pertama, hasil penelitian dan pemeriksaan dokumen perizinan Online Single Submission Risk-Based Approach (OSS RBA) serta pemantauan lapangan, beberapa outlet Holywings Group yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta terbukti ditemukan beberapa outlet Holywings belum memiliki sertifikat standar KBLI 56301 jenis usaha bar yang telah terverifikasi," tulis Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Andhika Permata dalam keterangan tertulis, dikutip dari situs PPID Jakarta, Rabu (29/6/2022).
(tor/tor)